Pergeseran itu merupakan bagian dari kesepakatan antara pasukan oposisi di kawasan Ghouta Timur dan Pemerintah Suriah- Rusia. Bus pertama yang mengangkut milisi oposisi mulai meninggalkan Duma, salah satu kota di Ghouta Timur, Senin siang.
Pemerintah Suriah mengirimkan 50 bus untuk mengangkut mereka. Bus-bus dinaiki pasukan oposisi, keluarga, dan sejumlah warga sipil lainnya. Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan, bus- bus itu akan menempuh perjalanan 500 km ke utara menuju Jarabulus. Kota dekat perbatasan Turki ini dikontrol pasukan oposisi bersama pasukan Turki.
Militer Rusia menyebut evakuasi itu melibatkan total 40.000 orang. Mereka adalah bagian dari Jaish al-Islam, kelompok oposisi yang menguasai Duma.
SANA tidak melaporkan komentar dari oposisi mengenai pergeseran itu. Sampai Senin malam, hanya dilaporkan bahwa pasukan oposisi meninggalkan daerah mereka yang paling dekat dengan Damaskus.
Direktur Lembaga Pemantau HAM Suriah (SOHR) Rami Abdurrahman mengatakan, sejumlah faksi di oposisi menentang pergeseran itu. Mereka menolak meninggalkan Duma. Pertimbangannya, pergeseran itu sama dengan menyerahkan Duma kepada pemerintah.
Duma merupakan salah satu pusat perlawanan pertama saat oposisi mulai menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada 2011. Pada beberapa bulan terakhir, pasukan Suriah yang dibantu Rusia membombardir Ghouta Timur lewat udara dan artileri darat. Kawasan itu juga dikepung sehingga warga setempat hampir tak mendapat pasokan barang kebutuhan selama bertahun-tahun.
Di Duma, sejumlah pihak melaporkan ada 100.000 warga sipil terperangkap. Sebagian lainnya sudah melarikan diri sejak lama.
Dampak pengepungan
Pengepungan bertahun-tahun dan serangan udara berbulan-bulan membuat pasukan oposisi menyerah. Awalnya, pasukan oposisi sepakat membuka jalur kemanusiaan untuk memasok makanan bagi warga dan rute evakuasi bagi warga sipil. Beberapa pekan kemudian salah satu faksi di Ghouta menyerah.
Pemerintah Suriah memberi mereka dua pilihan, yakni diampuni lalu bergabung dengan milisi pendukung pemerintah atau meninggalkan Ghouta dan menuju Suriah utara. Hampir semua memilih menuju Suriah utara bersama keluarga mereka.
Untuk pilihan itu, mereka hanya boleh membawa senapan atau pistol. Persenjataan lain, seperti pelontar roket dan artileri, harus ditinggalkan di Ghouta.
Pemerintah Suriah mengumumkan pemerintah lokal Duma akan segera dibentuk dan bekerja setelah proses evakuasi rampung. Pemerintah lokal itu harus mendapat persetujuan Damaskus.
Penguasaan atas Duma menjadi lompatan penting bagi pasukan Assad yang terus berusaha menguasai kembali seluruh Suriah. Kini, paling tidak ada tiga kekuatan utama dengan daerah kendali paling luas di Suriah. Mereka adalah pemerintah Assad, kelompok Kurdi yang disokong Amerika Serikat, dan pasukan oposisi yang dibantu Turki.
Pasukan Turki bersama milisi oposisi terkonsentrasi di Suriah utara. Koalisi itu kini berhadapan dengan milisi Kurdi yang diserbu Ankara dengan alasan memberantas teroris. (AP/AFP/RAZ)