Dari Minyak ke Tenaga Surya, Lompatan Baru dari Desa Kecil di Padang Gurun
Oleh
KRIS RAZIANTO MADA
·3 menit baca
Terpisah ribuan kilometer dan terletak di benua berbeda, New York dan Al-Uyayna diam-diam menjadi saksi perubahan penting di Arab Saudi. Di Al-Uyaina, desa dekat Riyadh, Arab Saudi menyiapkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Di New York, bank investasi asal Jepang, SoftBank, mengumumkan pinjaman 200 miliar dollar AS untuk Arab Saudi. Bukan soal utang yang baru dari pengumuman pada Rabu (28/3) itu. Sebab, selama ini Arab Saudi sudah punya utang luar negeri bernilai miliaran dollar AS.
Hal baru adalah Arab Saudi, negara kaya minyak, membidik sumber energi terbarukan. Selama ini, pembangkit-pembangkit listrik di Arab Saudi dinyalakan dengan minyak.
Dalam beberapa tahun ke depan, Arab Saudi akan mendapat hingga 200 gigawatt yang dihasilkan dari PLTS Al-Uyayna. Listrik dari PLTS itu lima kali lebih besar dari proyek 35.000 megawatt yang tengah dibangun Indonesia.
Pimpinan SoftBank Masayoshi Son mengatakan, proyek itu merupakan investasi pertama mereka di Arab Saudi. Investasi itu diumumkan setelah Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman berkeliling AS dan menemui banyak pebisnis di sana.
Son mengatakan, proyek itu akan membuka lapangan kerja hingga 100.000 orang. Proyek itu juga akan mengurangi ketergantungan Arab Saudi pada minyak. SoftBank menyebutkan, untuk tahap awal akan ditanamkan 1 miliar dollar AS. Tak disebutkan, kapan dan dari mana sisa dana lain akan disalurkan.
PLTS Al-Uyayna menjadi bagian dari perwujudan Visi 2030, cetak biru masa depan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Dalam visi itu, antara lain disebutkan, Arab Saudi akan mengurangi ketergantungan pada minyak.
Dalam visi itu juga, disebut kebutuhan energi di Arab Saudi akan melonjak menjadi setidaknya 120 GW. PLTS Al-Uyayna yang dirancang menghasilkan 100 kali lipat dari PLTS sejenis yang sedang dibangun di tempat lain di Arab Saudi, akan menjadi jawaban atas kebutuhan itu.
Pada tahap awal, PLTS Al-Uyayna akan menggunakan suku cadang impor. Selanjutnya, PLTS itu menggunakan suku cadang yang dihasilkan Arab Saudi. Pangeran Mohammed ingin Arab Saudi menghasilkan suku cadang untuk PLTS itu. Penyediaan lapangan kerja merupakan salah satu fokusnya.
Tahap awal rencana menghasilkan produk buatan Arab Saudi untuk PLTS sudah dimulai di Al-Uyayna. Sejumlah teknisi sedang membangun laboratorium di sana. Laboratorium itu akan menjadi inti dari megaproyek PLTS Al-Uyayna.
Terbesar di dunia
Son menyebut, pembangunan dimulai tahun ini, dan PLTS itu akan mulai menghasilkan listrik tahun depan. Saat pembangunan sepenuhnya selesai beberapa tahun lagi, proyek itu akan menjadi PLTS terbesar di bumi.
Jika dibuat di satu lokasi, bentangan panel surya di PLTS itu akan menutupi lahan setara dua kali luas Hong Kong. "Kami bisa melakukan ini. Akan butuh waktu, akan tetapi kami punya semuanya, sinar matahari, lahan, dan yang terpenting, kemauan," kata Adel al-Sheheween, direktur laboratorium tenaga surya di Pusat Teknologi dan Sains Raja Abdulaziz.
Di laboratorium Al-Uyayna, ada mesin simulasi badai pasir. Mesin itu untuk menguji ketahanan panel dan aneka hal lain di PLTS itu pada kondisi alam setempat. Di sana sudah ada PLTS dengan daya lebih kecil untuk memasok listrik ke desa-desa sekitar.
Memang ada yang meragukan proyek itu. "Sepertinya, hasil akhir proyek ini akan berbeda dari yang dibayangkan di visi. Saya tidak menyebut lebih buruk, hanya berbeda," kata Ellen Wald, peneliti dan penulisi buku, "Saudi Inc".