JAKARTA, KOMPAS — Dorongan agar organisasi negara-negara di Asia Tenggara itu berperan lebih besar di kawasan Indo-Pasifik mengemuka dalam Simposium ”ASEAN dan Strategi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka”, di Jakarta, Rabu (4/4/2018). Kegiatan ini digelar Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik LIPI), bekerja sama dengan Misi Jepang untuk ASEAN dalam rangka peringatan 45 tahun Persahabatan dan Kerja Sama Jepang-ASEAN.
Pembicara kunci pertama, Yuichi Hosoya dari Keio University, menilai, ASEAN selain dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan juga dapat menjadi penyeimbang di tengah aneka kepentingan negara-negara di Indo-Pasifik. Menurut dia, jika ASEAN berperan lebih besar, gayung bersambut karena Jepang dapat bekerja sama di dalamnya.
Jepang, menurut Hosoya, telah menekankan orientasi strategisnya, yakni menggunakan pendekatan nonmiliter bagi perdamaian dan stabilitas. Dengan cara damai, Jepang tetap ingin berperan penting dalam politik dan ekonomi global. ”ASEAN dan Jepang patut bekerja sama memastikan tata kelola dinamika di Indo-Pasifik. Peran ASEAN penting karena terbukti telah menikmati pertumbuhan dengan basis demokrasi, penegakan hukum, dan ekonomi pasar yang tertanam erat,” ujarnya.
Indo-Pasifik terdiri dari tiga kawasan, yakni Asia, Afrika, dan Pasifik. Total terdapat 39 negara di dalamnya dengan mayoritas di antaranya adalah negara-negara di Asia, termasuk 10 anggota ASEAN. Ada delapan negara di Afrika dan 8 negara di Pasifik.
Jepang menekankan pentingnya kerja sama di Indo-Pasifik, termasuk dalam forum empat negara bersama India, Australia, dan Amerika Serikat. Jepang tampil memimpin forum Kemitraan Trans-Pasifik setelah mundurnya AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Dinamika semakin tinggi
Peneliti Senior P2Politik LIPI, Dewi Fortuna Anwar, yang tampil sebagai pembicara kunci kedua, menyatakan, istilah Indo-Pasifik belum dilembagakan atau digunakan secara resmi. Namun, istilah itu telah digunakan secara resmi oleh Australia pada buku putih kebijakan pertahanan dan luar negerinya.
Menurut dia, peran sekaligus dinamika Indo-Pasifik semakin tinggi di tengah kian terlihatnya kepentingan negara-negara besar di kawasan itu. Ia menyebut, antara lain, langkah India dan Australia dalam melihat pentingnya kebebasan navigasi laut dan udara di Indo-Pasifik hingga dinamika di Semenanjung Korea dan Laut China Selatan.
Fortuna Anwar mendorong peran ASEAN di Indo-Pasifik melalui forum yang sudah ada. ”ASEAN telah merespons aneka dinamika di Indo-Pasifik secara proporsional. Lebih baik ASEAN mengoptimalkan forum yang sudah ada untuk menambah peran di Indo-Pasifik,” ucapnya.