JAKARTA, KOMPAS — Indonesia ingin negara-negara Afrika menghapus tarif bea masuk untuk komoditas impor asal RI. Indonesia juga membidik perluasan kerja sama ekonomi di berbagai sektor dengan negara-negara di benua itu.
Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri Daniel Tumpal Simanjuntak mengatakan, sejumlah komoditas asal Indonesia dikenai tarif hingga 40 persen. Meski tetap laku, Indonesia berharap mitra dagang di Afrika menghapus tarif itu.
”Keuntungan akan dinikmati Indonesia dan Afrika. Konsumen membayar lebih murah, produk Indonesia semakin meningkat daya saingnya,” ujar Daniel, Kamis (5/4/2018), di Jakarta.
Penghapusan tarif menjadi salah satu bahasan dalam Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali, 10-11 April 2018. Isu lain yang akan dibahas adalah perjanjian dagang. Indonesia menginginkan kesepakatan perdagangan sejumlah komoditas unggulan. ”Pasar Afrika sangat besar,” ujarnya.
Sejumlah perusahaan Indonesia membidik pula tambahan investasi di Afrika. Salah satu BUMN mengejar proyek-proyek infrastruktur di Afrika. ”Benua itu luas sekali. Banyak asumsi tidak tepat soal Afrika. Seperti di Nigeria, tak semua daerahnya mengalami masalah dengan Boko Haram (kelompok bersenjata yang kerap menculik orang),” kata Daniel.
Perubahan persepsi orang Indonesia mengenai Afrika juga menjadi tujuan IAF 2018. ”Negara lain sudah lama menggarap Afrika. Indonesia yang punya modal kerja sama politik sejak lama belum mengoptimalkannya menjadi peluang ekonomi,” ujarnya.
Duta Besar Etiopia untuk Indonesia Admasu Tsegaye mengatakan, negaranya sedang menunggu izin Air Ethiopia membuka rute reguler ke Indonesia. Rute Etiopia-Jakarta diyakini bisa meningkatkan kerja sama di antara kedua negara.
Kedutaan Besar RI di Addis Ababa beroperasi sejak 1964. Walakin, nilai perdagangan Indonesia dengan negara terbesar ketiga di Afrika itu tergolong rendah. Menurut Etiopia, nilainya 300 juta dollar AS. Sebaliknya, Indonesia malah mencatat tidak sampai 100 juta dollar AS.
Tsegaye mengatakan, banyak peluang investasi di Etiopia. Salah satunya sektor energi baru terbarukan yang potensinya mencapai 60.000 megawatt. (RAZ)