Kota Houston, Titik Awal Kejayaan Dinasti Ibn Saud
Oleh
Musthafa Abd Rahman
·3 menit baca
Sudah menjadi tradisi dalam beberapa dekade terakhir ini para pejabat tinggi atau elite keluarga besar Ibn Saud, yang berkuasa di Arab Saudi, jika mengunjungi Amerika Serikat, hampir dipastikan minimal mengunjungi dua kota, yaitu Washington DC dan Houston, ibu kota Negara Bagian Texas.
Kunjungan ke Washington DC untuk misi politik, sedangkan lawatan ke Houston untuk misi bisnis di sektor energi. Itulah yang juga dilakukan oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), ketika mengunjungi AS selama hampir tiga pekan. Pangeran berusia 32 tahun itu memulai kunjungannya dengan mengunjungi Washington DC dan mengakhiri kunjungan di kota Houston, Sabtu-Minggu (7-8/4/2018).
Kota Houston dikenal sebagai ibu kota energi di AS karena pusat industri energi AS berada di kota tersebut dan di Negara Bagian Texas. Investasi terbesar Arab Saudi di AS sampai saat ini masih di sektor energi dan berpusat di Negara Bagian Texas, khususnya kota Houston.
Karena itu, MBS meletakkan kota Houston dan Negara Bagian Texas ke dalam bagian strategis dari Visi Arab Saudi 2030, yakni sebuah visi yang berisi, antara lain, rencana besar untuk mengubah ekonomi negara itu agar tidak terlalu bergantung pada minyak dan berupaya menarik para investor AS yang coba diyakinkan dengan diversifikasi potensi di Arab Saudi.
Arab Saudi memiliki pusat kilang minyak terbesar di AS, yaitu kilang minyak Motiva di Port Arthur, Texas. Kilang minyak ini memiliki kemampuan menyuling di atas 600.000 barrel per hari.
Kilang minyak Motiva merupakan pusat penyulingan, distribusi, dan pemasaran produk minyak Arab Saudi untuk pasar AS dan Kanada. Kantor pusat Motiva Enterprises LLC yang dimiliki Saudi Aramco berada di kota Houston. Pendapatan Motiva LLC disinyalir mencapai 24 miliar dollar AS per tahun.
Perusahaan manufaktur Arab Saudi, SABIC, pada hari Minggu (8/4), juga mengumumkan kemitraannya dengan perusahaan AS, ExxonMobil, untuk proyek pengembangan kawasan pabrik kimia di Negara Bagian Texas dengan kantor pusat di Houston.
Saudi Aramco juga memiliki pusat riset di Houston yang bekerja untuk penelitian, pengembangan, dan inovasi jaringan bisnis energi Arab Saudi di AS dan wilayah Amerika Utara.
Dari migas ke petrokimia
Hari Sabtu (7/4), MBS menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) senilai 8 miliar hingga 10 miliar dollar AS antara perusahaan Motiva Enterprises LLC dan dua perusahaan AS, yaitu TechnipFMC dan Honeywell UOP.
MOU tersebut ditujukan untuk pembangunan kawasan industri petrokimia di area pantai AS. MOU itu sekaligus merupakan upaya Arab Saudi untuk mulai melakukan proses peralihan dalam meraup devisa dari sektor migas ke industri petrokimia sesuai dengan Visi 2030 yang akan mengurangi ketergantungan Arab Saudi pada sektor migas. Motiva LLC pun akan menjadi ujung tombak Arab Saudi menuju industri petrokimia di AS.
Bagi MBS dan keluarga besar Ibn Saud, kota Houston dan Negara Bagian Texas sangatlah historis. Sejarah hubungan bilateral AS-Arab Saudi dimulai dari sektor energi, dan kota Houston menjadi titik tolak hubungan bilateral tersebut.
Berkat komoditas energi itu, negara Arab Saudi III yang dideklarasikan Raja Abdulaziz al-Saud pada 1932 meraih kejayaan sampai saat ini. Kejayaan tersebut bermula dari ketika Raja Abdulaziz memberikan konsesi kepada perusahaan minyak asal AS, California Arabian Standard Oil Company (CASOC), pada tahun 1933 untuk mengeksploitasi minyak di negara itu.
Separuh saham CASOC kemudian diambil alih perusahaan Texaco pada 1936. CASOC berhasil menemukan sumber minyak pertama pada 1938 di Distrik Al-Ahsa, Arab Saudi timur (Provinsi Timur).
Pada 31 Januari 1944, nama CASOC diubah menjadi Aramco (Arabian American Oil Company). Pada November 1988, nama Arabian American Oil Company diubah lagi menjadi Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco) yang berada di bawah kontrol penuh Pemerintah Arab Saudi.
Perusahaan Saudi Aramco kini menjelma menjadi perusahaan minyak terbesar di dunia dengan nilai kapital antara 1,25 triliun dan 10 triliun dollar AS serta mampu memproduksi 10 juta barrel per hari.