BEIRUT, KOMPAS — Filantrop Indonesia, Dato’ Sri Tahir, Rabu (11/4/2018), menyumbangkan dana sebesar 1 juta dollar AS untuk para pengungsi Palestina di Lebanon. Sumbangan itu diberikan sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib para pengungsi yang terpaksa meninggalkan negeri mereka karena terancam.
Sumbangan disampaikan kepada Menteri Urusan Pengungsi Lebanon Mouin Merheby, disaksikan Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Achmad Chozin Chumaidy, di Beirut, Lebanon. ”Indonesia selalu mendukung perjuangan Palestina. Ini bentuk dukungan konkret,” kata Tahir.
Selain memberi bantuan untuk pengungsi Palestina di Beirut, Tahir juga memberi 400.000 dollar AS untuk pengungsi Suriah di Lebanon dan 500.000 dollar AS buat Pemerintah Lebanon karena telah menangani pengungsi dengan baik. Bantuan yang terakhir ini diputuskan Tahir secara spontan setelah mengunjungi tempat penampungan informal di Bekka dan Qabeliyas.
Menteri Mouin Merheby menyatakan rasa terima kasihnya yang mendalam. Bantuan itu sangat berarti di tengah situasi keuangan yang sangat berat saat ini. Jumlah pengungsi Palestina di Lebanon 500.000 orang, sementara pengungsi Suriah 1,2 juta-1,5 juta orang.
Jumlah pengungsi ini relatif besar dibandingkan dengan jumlah penduduk Lebanon, sebanyak empat juta orang. Bantuan pangan yang diterima pengungsi sangat minim, yakni 27 dollar AS per bulan.
Dalam kunjungannya ke Kedutaan Besar Indonesia di Beirut, Tahir juga berkomitmen memberikan bantuan Rp 1 miliar untuk mahasiswa Indonesia di Lebanon. Saat ini terdapat sekitar 70 mahasiswa belajar di negeri itu. Bantuan dari Tahir diberikan untuk sokongan biaya hidup mereka sehari-hari.
Pengusaha yang juga filantrop itu sebelumnya sudah memberi bantuan kepada para pengungsi Suriah yang berada di Jordania. Bantuan total bernilai 4 juta dollar AS diberikan dalam dua kali kesempatan.
Dalam kunjungan ke kamp pengungsi di Azraq, Jordania, Tahir mengatakan akan memberikan 1 juta dollar AS kepada pemerintah sebagai tanda terima kasih atas penanganan negara ini terhadap orang-orang yang terpaksa meninggalkan negeri mereka akibat konflik berkepanjangan.
Di Jordania, terdapat 600.000- 700.000 pengungsi asal Suriah. Sebagian besar pengungsi itu tinggal di luar penampungan. ”Di Azraq, kini, ada sekitar 35.000 pengungsi,” kata Francesco Bert, pejabat senior hubungan luar Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), Selasa.