PUTRAJAYA, RABU - Kubu oposisi Malaysia meyakini mendapat kursi tambahan dalam pemilu parlemen 9 Mei mendatang. Keyakinan itu muncul karena ada peningkatan dukungan dari pemilih Melayu.
Keyakinan itu disampaikan Mahathir Muhammad, mantan Perdana Menteri Malaysia yang kini memimpin salah satu kubu oposisi, Pakatan Harapan. ”Hanya butuh perubahan pilihan dari 30 persen pemilih, sudah cukup bagi kami untuk menang,” ujarnya, Rabu (18/4/2018), di Putrajaya, Malaysia.
Menurut dia, warga mungkin saja tidak peduli pada tuduhan korupsi kepada Perdana Menteri Najib Razak. Walakin, warga tertekan kenaikan biaya hidup akibat PPn 6 persen untuk menaikkan pendapatan pemerintah.
”Ke mana pun kami pergi, ada banyak orang datang dan sebagian besar dari mereka adalah Melayu. Mereka datang dan mendengarkan sampai selesai. Mereka tidak pergi. Hal itu menunjukkan ketertarikan mereka,” ujarnya.
”Saya kira ada gelombang, entah disebut tsunami atau bukan. Akan tetapi, jelas ada perubahan di daerah perdesaan Malaysia,” katanya.
Istilah tsunami pernah dipakai Barisan Nasional (BN), koalisi partai pendukung pemerintah, pasca-Pemilu 2008 dan 2013. Pada Pemilu 2008, BN hanya mendapatkan 140 dari 222 kursi DPR. Padahal, sebelumnya, BN menguasai 198 kursi DPR. Selanjutnya, pada Pemilu 2013, kursi BN di DPR turun lagi, jadi 132.
Dalam sejarah Pemilu Malaysia, suara pemilih Melayu di perdesaan berperan penting. Lebih dari separuh daerah pemilihan (dapil) didominasi pemilih Melayu. Selama ini, mereka cenderung menyokong pemerintah. Hingga 66 persen populasi Malaysia adalah Melayu dan suku asli.
Meskipun demikian, Mahathir menyatakan khawatir oposisi sulit menang. Ia menuding partai penguasa berusaha merekayasa pemilu agar menguntungkan BN.
Tudingan itu tidak lepas dari penyusun dapil yang berbeda dari Pemilu 2013. Dapil tempat BN berpeluang menang, melalui pengecilan jumlah pemilih dan luas wilayah. Sementara di dapil di mana oposisi pernah menang, jumlah pemilih dan luas wilayahnya ditambah. ”Jika ini pemilihan adil, oposisi akan menang. Akan tetapi, pemerintah punya kekuasaan dan kewenangan untuk menyalahgunakan sistem,” kata Mahathir.
Mahathir berjanji membuka kembali penyidikan dugaan korupsi lembaga investasi Malaysia, 1MDB, jika oposisi menang. Akan tetapi, ia membantah penyelidikan tersebut akan menarget Najib. Padahal, selama ini Mahathir dan tokoh oposisi konsisten menyuarakan dugaan keterlibatan Najib pada dugaan korupsi di lembaga itu. Penegak hukum AS menyebut 4,5 miliar dollar AS ditilap dalam kasus itu. ”Pengadilan akan memutuskan. Kami tidak akan membalas dendam,” ujarnya.
Calon independen
Di Negara Bagian Perak, Ibrahim Mat Zin alias Raja Bomoh mengumumkan akan ikut pemilu dari jalur perseorangan. Dalam sistem Pemilu Malaysia, calon anggota DPR bisa mencalonkan diri dari jalur independen.
Mat Zin dikenal sebagai salah seorang dukun. Ia populer pada 2014 kala mencari pesawat Malaysian Airlines yang hilang dengan cara tradisional. Saat itu, ia membawa bambu dan kelapa kemudian melakukan ritual di bandara internasional Kuala Lumpur.
Dalam pemilu nanti, ia antara lain akan bersaing dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia Zahid Hamidi. Mereka akan memperebutkan kursi parlemen dari Perak Selatan. (AP/AFP/RAZ)