KUALA LUMPUR, MINGGU Pemerintah Malaysia hari Minggu (22/4/2018) mengotopsi jenazah Fadi Mohammad al-Batsh (35), pakar elektro Palestina yang juga anggota Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Batsh ditembak dua pria bersenjata saat ia sedang berjalan kaki dari apartemennya untuk shalat Subuh di masjid di Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu.
Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi yang dikutip oleh kantor berita Malaysia, Bernama, mengatakan, Batsh adalah seorang insinyur elektro, pakar pembuat roket dan telah tinggal di Malaysia bersama keluarganya selama delapan tahun terakhir. Ia pun menjadi imam di sebuah masjid lokal. Batsh menerima gelar Ph.D dari Universitas Malaya pada 2015 dan menjadi dosen senior di British Malaysian Institute. Berdasarkan biografi resminya, minat penelitiannya termasuk konverter daya, kualitas daya, dan energi terbarukan.
Kelompok militan Hamas di Gaza mengatakan, Batsh adalah anggota penting organisasi Hamas. Mereka menuduh Israel berada di balik pembunuhan Batsh.
Menteri Pertahanan Israel menepis tuduhan bahwa agen mata-mata Israel berada di belakang pembunuhan Batsh. Berbicara kepada radio Israel, Avigdor Lieberman menggambarkan, Fadi Mohammad Batsh bukanlah orang suci.
”Ada kebiasaan di antara organisasi teror dengan menyalahkan Israel untuk setiap kasus yang mereka hadapi,” kata Lieberman.
”Orang itu bukan orang suci dan menjelaskan penyelesaian di antara kelompok-kelompok teror dan faksi-faksi yang berbeda adalah sesuatu yang kita lihat sepanjang waktu,” kata Lieberman menambahkan.
Ia menduga, Batsh adalah korban pertikaian antarfaksi dalam tubuh Hamas. (AP/AFPREUTERS/LOK/JOS)