HLC-WMS Promosikan Islam ala Indonesia kepada Tokoh Internasional
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 50 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim dari sejumlah negara akan diundang ke Indonesia untuk acara pembahasan mengenai peran Islam moderat dalam menciptakan toleransi dan perdamaian pada peradaban global. Acara itu akan digelar di Bogor pada 1-3 Mei dan di Jakarta pada 4 Mei.
Acara yang bertajuk ”High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam” atau HLC-WMS itu akan dibuka Presiden Joko Widodo dan ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kegiatan itu akan dihadiri Imam Besar Al-Azhar Yang Mulia Ahmed Ath-Thayyeb sebagai pembicara kunci. Tokoh utama lain yang juga diharapkan hadir adalah Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri.
Peserta yang akan diundang berasal dari sejumlah negara di Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. Sebanyak 14 duta besar telah mengonfirmasi kehadirannya. Mereka antara lain Kedutaan Besar Republik Arab Mesir, Persatuan Emirat Arab, India, Jepang, Malaysia, Inggris, dan Federasi Rusia. Selain peserta dari negara asing, sekitar 50 tokoh ulama dan cendekiawan Islam dari dalam negeri direncanakan hadir.
Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban Din Syamsuddin menekankan pentingnya acara ini sebagai bentuk sosialisasi mengenai prinsip Wasatiyyat Islam. Ini mengingat banyaknya peserta dengan jabatan penting di negaranya yang akan hadir.
”Wasatiyyat Islam memiliki konsep yang lebih luas daripada Islam moderat. Ada toleransi, kecenderungan (mengambil) jalan tengah, atau menyelesaikan masalah dengan musyawarah, juga mengakui kemajemukan dan pluralisme. Bangsa Indonesia biasa menyelesaikan masalah melalui prinsip-prinsip itu,” tutur Din, yang diberikan mandat untuk mengembangkan konsep Wasatiyyat Islam.
Acara tersebut bisa dijadikan sebagai peluang untuk mempromosikan konsep Wasatiyyat Islam yang berkembang di Indonesia. Din optimistis, konsep itu dapat menjadi model di dunia untuk menyelesaikan permasalahan global.
”HLC-WMS akan melahirkan Bogor Message, dokumen penting yang bisa menjadi acuan umat manusia dalam mengembangkan peradaban melalui prinsip jalan tengah,” ucap Din saat jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).