WASHINGTON, SELASA-Selain masalah perjanjian nuklir Iran, pembicaraan kedua pemimpin itu akan meliputi pula perubahan iklim dan perdagangan. Dalam topik-topik tersebut, Trump dan Macron diketahui berbeda pandangan.
Macron dan istrinya, Brigitte, tiba di Washington, Amerika Serikat, Senin (23/4/2018) waktu setempat, untuk kunjungan selama tiga hari. Macron tercatat sebagai pemimpin negara pertama yang melakukan kunjungan kenegaraan ke AS sejak Trump dilantik sebagai presiden, Januari 2017.
Macron menekankan pentingnya kunjungan itu. ”Dalam konteks kami sekarang, kunjungan ini sangat penting, dengan banyaknya perbedaan, masalah, dan dalam situasi yang penuh ancaman,” ucap Macron begitu tiba di Washington.
Sehari sebelumnya, terkait perjanjian nuklir Iran, Macron menyatakan, tidak ada alternatif atau rencana B selain melanjutkan perjanjian nuklir tersebut. Sebaliknya, Gedung Putih, melalui juru bicaranya, Sarah Huckabee Sanders, tidak menyampaikan hal baru tentang nuklir Iran, yakni tetap mengkritik kesepakatan nuklir Iran.
”Presiden telah sangat jelas bahwa menurut dia kesepakatan itu adalah kesepakatan yang buruk. Jelas sikap ini tidak berubah,” ujar Sanders sesaat setelah Macron menyampaikan pernyataan.
Macron, yang sering berkomunikasi dengan Presiden AS saat ini, dikenal sebagai ”pembisik Trump”. Peran ini muncul di tengah hubungan kurang selaras antara para pemimpin Eropa dan Trump.
Macron pertama kali bertemu Trump setahun lalu dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi di Belgia. Ketika itu, Macron menyalami Trump dengan genggaman yang sangat keras. Saat para pemimpin Eropa mengambil jarak dengan Trump, Presiden Perancis ini berupaya keras untuk tetap dekat.
Dalam kunjungannya ke AS, Macron diharapkan bisa membujuk Trump agar mengecualikan kebijakan tarif baja dan aluminium bagi negara-negara Eropa. ”Kalau Anda memerangi semua, perang dagang melawan Eropa, perang di Suriah, perang melawan Iran, hal itu tak akan berhasil. Anda memerlukan sekutu. Kami adalah sekutu,” ujar Macron dalam wawancara dengan Fox News. Macron diduga juga akan meminta Trump menunda penarikan pasukan dari Suriah.
Sebagai tamu negara, Macron dan istri menerima jamuan istimewa dari tuan rumah. Setelah ke Gedung Oval, mereka dibawa dengan menggunakan pesawat khusus untuk makan bersama di Gunung Vernon.
Macron dijadwalkan berpidato di depan Kongres pada hari Rabu. Sebelumnya, pada Selasa malam waktu Washington, dia dijamu dengan makan malam, yang dihadiri tamu-tamu khusus, antara lain pemimpin IMF.
Permintaan Iran
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif pada Senin silam meminta pemimpin Eropa agar mendukung perjanjian (nuklir) yang sudah ditandatangani bersama. ”Ini untuk semua atau tidak sama sekali. Para pemimpin Eropa harus mendorong Trump bukan hanya harus tetap dalam kesepakatan nuklir, lebih penting dari itu adalah melaksanakan bagian yang diusulkannya dengan itikad baik,” tulisnya melalui Twitter.
Enam negara menandatangani perlucutan nuklir Iran dengan imbalan sanksi ekonomi yang diberlakukan bagi negara tersebut dicabut. Secara berkala, Presiden AS harus memverifikasi pelaksanaan perjanjian, apakah pihak Iran taat atau tidak. Batas waktu berikut adalah 12 Mei. Pemimpin negara-negara Eropa mengatakan, tidak mungkin untuk membahas kembali kesepakatan yang sudah ditandatangani, sebagaimana keinginan Trump.
Iran mengatakan, negaranya siap meluncurkan kembali program nuklir apabila Trump mengakhiri kesepakatan.