NEW YORK, RABU Upaya Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk membujuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar tetap berada dalam kesepakatan nuklir Iran belum mencapai hasil pasti.
Meski Trump mengisyaratkan dirinya terbuka untuk sebuah ”kesepakatan baru”, ia tak menjanjikan kepastian. ”Tak ada seorang pun yang tahu apa yang akan saya lakukan pada 12 Mei meski Presiden Macron punya ide yang bagus,” kata Trump.
Yang dimaksud ide bagus adalah upaya untuk membuat kesepakatan nuklir baru dengan tujuan akhir bagaimana ”membatasi gerak Iran di kawasan”.
Trump sebelumnya menyatakan, kesepakatan nuklir Iran harus dikaitkan dengan situasi di Yaman dan Suriah. ”Karena ke mana pun Anda pergi di Timur Tengah, Anda akan melihat bahwa di setiap masalah akan ada jejak Iran,” kata Trump.
Strategi yang digunakan Trump adalah berdasarkan pertimbangan bahwa jika AS dan Eropa sama-sama menyepakati tuntutan baru, Iran pada akhirnya akan tunduk demi pencabutan sanksi.
Menghadapi Trump yang sulit dipegang janjinya, kepada pers Macron mengatakan, ”Untuk saat ini, saya berharap bisa menggarap kesepakatan baru dengan Iran.”
Eropa berharap Macron bisa membujuk Trump untuk tidak keluar dari kesepakatan. Para pejabat di Eropa dan AS dalam beberapa bulan terakhir telah bekerja untuk menjembatani perbedaan. Namun, kedua belah pihak mengakui langkah Trump tidak bisa diprediksi.
Teheran mengecam
Teheran langsung mengecam pernyataan ”kesepakatan baru” yang disinggung Macron dan Trump. Presiden Iran Hassan Rouhani mempertanyakan legitimasi pernyataan itu. ”Mereka menyatakan, kami akan memutuskan kesepakatan yang diputuskan oleh tujuh pihak. Atas hak apa?” kata Rouhani, Rabu (25/4/ 2018), yang menyebut Trump kurang berpengalaman dalam masalah internasional.
Menlu Iran Javad Zarif, dalam wawancaranya dengan AP, balas mengancam. ”Jika AS menarik diri dari kesepakatan, Iran juga akan melakukan hal serupa.”
Kredibilitas AS
Zarif mengaitkan persoalan yang dihadapi Iran ini dengan rencana pertemuan Trump dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un pada Mei depan.
”Kredibilitas AS dipertaruhkan. Trump telah menunjukkan pada dunia bahwa AS tidak dapat dipercaya dan bukanlah mitra negosiasi yang bisa diandalkan,” kata Zarif yang menyebutkan rekam jejak AS dalam perjanjian internasional bukan hanya terkait nuklir. ”Mulai dari Kesepakatan Iklim Paris sampai Kemitraan Transpasifik, AS tidak memenuhi komitmennya,” lanjut Zarif.
Rusia, sebagai pihak yang ikut menandatangani kesepakatan nuklir Iran, juga langsung memberikan respons. Moskwa menegaskan tak akan ada kesepakatan alternatif lain dari apa yang sudah ada saat ini. (AP/AFP/MYR)