Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin segera pergi ke Beijing, kemungkinan pekan depan. Kunjungan pertama Mnuchin dalam posisinya sebagai menkeu itu membawa misi penting, yaitu membawa suara AS dalam negosiasi dagang berhadapan dengan kepentingan China.
Saat menerima kunjungan Presiden Perancis Emmanuel Macron di Washington, AS, Selasa (24/4/2018), pikiran Trump tidak bisa dipisahkan dari proses negosiasi dengan Beijing. Trump menyatakan, AS dan China sangat serius. Ia menegaskan pula rencana untuk menerapkan tarif impor atas barang- barang dari China hingga 100 miliar dollar AS. Jika tidak ada kesepakatan dagang yang tercapai di antara kedua negara, penerapan tarif oleh Washington diperkirakan mulai dilakukan setelah pertengahan Mei mendatang.
”Kita telah menerapkan tarif yang sangat penting. Hal itu akan diteruskan kecuali ada kesepakatan dagang yang dicapai. Saya kira kita memiliki peluang sangat bagus untuk mencapai kata sepakat,” kata Trump.
Perang dagang terbuka AS-China berada di depan mata. Muncul kekhawatiran, perang dagang itu akan meluas dan mengganggu pemulihan ekonomi global. Kedua negara ancang-ancang menerapkan tarif impor atas barang-barang dari kedua negara.
Saat Mnuchin datang ke Beijing, hal itu merupakan kunjungan pertamanya selama menjabat menkeu. Ia telah bertemu dengan para mitranya, termasuk dari China, pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di AS pekan lalu, tetapi belum sekalipun berkunjung ke Beijing saat menjadi menkeu. Mnuchin menyampaikan optimismenya atas pertemuan dengan pihak China itu. Ia yakin kedua negara dan negara-negara lain dapat menghindari perang dagang.
Menaikkan posisi dan peran China
Investor dan pelaku di pasar keuangan global akan mengawasi dengan cermat kunjungan Mnuchin ke Beijing. Pasar tak hanya memperhatikan kesepakatan atas tarif yang diajukan kedua negara, tetapi juga memantau arah negosiasi China-AS.
Dalam editorialnya, media Bloomberg menyatakan, program cetak biru ”Buatan China 2025” yang digaungkan Beijing patut dicermati AS. Cetak biru itu merupakan misi Beijing untuk menaikkan posisi dan peran China dalam rantai nilai manufaktur sekaligus dominasi di bidang-bidang teknologi termutakhir. Bidang itu mulai dari robotik, kecerdasan buatan, semikonduktor, hingga dunia biomedis. Dalam sektor-sektor itu, China memiliki banyak keuntungan, yakni pasar domestik raksasa, anggaran berlimpah, hingga pemerintahan teknokratis yang siap menghadapi aneka rintangan.
Hasil dari kunjungan perdana Mnuchin akan memperlihatkan potongan-potongan strategi AS dalam menghadapi misi sekaligus ambisi China pada masa kini dan mendatang.