KUALA LUMPUR, SELASA - Najib Razak menjanjikan kenaikan upah minimum jika koalisi partai penguasa kembali menang pada pemilu pekan depan. Perdana Menteri Malaysia itu juga menjanjikan pelatihan untuk pekerja.
Janji ini disampaikan Najib dalam peringatan Hari Buruh, Selasa (1/5/2018), di Kuala Lumpur, Malaysia. Akan tetapi, ia tidak menyebut pasti berapa kenaikan upah minimum itu.
Kini, upah minimum ditetapkan 1.000 ringgit (Rp 3,5 juta) untuk wilayah Semenanjung Malaysia dan 920 ringgit untuk Sabah-Sarawak. ”Kalau mau upah minimum dinaikkan, Anda tahu apa yang harus dilakukan. Setuju?” kata Najib.
Ia juga menjanjikan dana 200 juta ringgit untuk pelatihan pekerja. Pelatihan merupakan bagian dari langkah Malaysia mempersiapkan pekerja menghadapi revolusi industri 4.0.
Untuk yang kehilangan pekerjaan karena berbagai alasan, Najib menjanjikan dana 60 juta ringgit yang dipakai untuk asuransi. Dengan tambahan itu, total dialokasikan 182 juta ringgit bagi program asuransi pekerja tersebut.
Janji lain yang diungkapkan adalah cuti kelahiran anak bagi pekerja pria di sektor swasta. Setiap pekerja pria berhak mendapatkan cuti minimal tiga hari jika anaknya lahir. Peraturan untuk cuti akan diajukan setelah Barisan Nasional, koalisi partai penguasa di Malaysia, memenangi pemilu pada 9 Mei 2018.
Ia juga mengulas sejumlah kebijakan terkait buruh sejak menjadi perdana menteri pada 2009. Ia mengklaim sudah membuat banyak kebijakan untuk menaikkan kesejahteraan pekerja selama menjadi kepala pemerintahan Malaysia.
Pidato itu bagian dari kampanye menjelang pemilu pekan depan. Secara resmi kampanye dimulai 28 April 2018 dan berakhir pada 8 Mei 2018, sehari sebelum pemungutan suara puncak dilaksanakan.
Najib adalah PM Malaysia sejak 2009 hingga 7 April 2018. Sistem parlementer di Malaysia membuat PM dan kabinetnya tetap menjabat selama mendapat dukungan dari mayoritas di parlemen atau parlemen aktif. Sejak 7 April 2018, parlemen dinyatakan bubar dan Najib serta kabinetnya berstatus pelaksana tugas.
Dalam Pemilu 2018, Barisan Nasional disebut mendapat tantangan lebih sengit dari oposisi. Pakatan Harapan yang dipimpin mantan PM Malaysia dan mentor Najib, Mahathir Mohamad, serta Gerakan Sejahtera yang dimotori Partai Islam Malaysia (PAS), menggerogoti dukungan terhadap BN di banyak tempat.
Tantangan lain bagi BN adalah dugaan korupsi miliaran dollar AS pada lembaga investasi Pemerintah Malaysia, 1MDB. Terkait kasus itu, penyelidik Swiss mengumumkan pemeriksaan terhadap pejabat PetroSaudi Internasional.
Perusahaan minyak Arab Saudi tersebut dinyatakan berkongsi dengan 1MDB pada 2009 hingga 2012. Pemeriksaan itu untuk mengumpulkan bukti dugaan pemalsuan, penyuapan pejabat di luar negeri, pencucian uang, dan penyalahgunaan wewenang.