BOGOR, KOMPAS - Brunei Darussalam dan Indonesia akan memperkuat kerja sama terutama di sektor perdagangan. Pemimpin kedua negara juga berkomitmen untuk mempercepat negosiasi aturan perlindungan tenaga kerja Indonesia di Brunei.
Dua hal itu menjadi isu yang dibahas dalam kunjungan kenegaraan Sultan Hassanal Bolkiah ke Indonesia. Presiden Joko Widodo dan Nyonya Iriana menerima Sultan Hassanal Bolkiah dan HM Duli Raja Isteri Pengiran Anak Hajah Saleha dalam upacara kenegaraan lengkap dengan tembakan salvo 21 kali di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5/2018).
Kunjungan ini adalah kunjungan balasan Sultan Brunei. Sebelum ini, Presiden RI melakukan kunjungan kenegaraan ke Brunei pada Februari 2015. Pada Oktober 2017, Jokowi dan Iriana kembali datang ke Brunei untuk menghadiri perayaan 50 tahun Sultan Bolkiah bertahta.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan Brunei-Indonesia. Saat ini, perdagangan menurun akibat merosotnya harga komoditas minyak bumi. Brunei adalah negara pengekspor minyak bumi ke Indonesia. Pada tahun 2017, perdagangan kedua negara senilai 107 juta dollar AS.
“Kedua pemimpin menyampaikan perlunya mencari jalan agar perdagangan meningkat, dengan antara lain menggali bidang kerja sama dan investasi yang dapat dilakukan oleh kedua negara,” ucap Retno.
Tertarik beli peralatan militer
Brunei tertarik untuk membeli peralatan militer buatan Indonesia seperti kendaraan tempur dan senjata yang diproduksi PT Pindad. Maka, dalam kunjungannya ke Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, kemarin, Sultan Brunei menyaksikan peragaan latihan gabungan prajurit TNI serta alutsista buatan perusahaan-perusahaan Indonesia.
Untuk kerja sama di bidang pertanian, Indonesia dan Brunei saat ini mengembangkan varietas padi Sembada B9 dan Sembada 188. Kerja sama di sektor pertanian juga akan dilanjutkan dan diperkuat.
Sultan berterima kasih atas kontribusi warga Indonesia baik secara ekonomi maupun sosial.
Terkait kehadiran tenaga kerja Indonesia di Brunei, Sultan berterima kasih atas kontribusi warga Indonesia tersebut baik secara ekonomi maupun sosial. Saat ini, ada sekitar 80.000 TKI di Brunei. Angka ini mencapai 20 persen dari jumlah penduduk Brunei.
Karena itu, Jokowi mengharapkan perundingan nota kesepahaman kerja sama perlindungan TKI segera selesai. Sejauh ini, menurut Retno, naskah nota kesepahaman sudah dibahas kedua pihak.
Kedua kepala negara, menurut Retno, membicarakan pula isu-isu kawasan terutama sentralitas ASEAN dan pentingnya kesatuan ASEAN. Brunei mendukung konsep Indo-Pasifik dengan sentralitas ASEAN yang diusung oleh Indonesia. Jokowi mengapresiasi sikap tersebut.
Jokowi mengharapkan perundingan nota kesepahaman kerja sama perlindungan TKI segera selesai.
Untuk ASEAN Humanitarian Assistance (AHA) Center, kedua negara sepakat untuk memberikan dukungan lebih. AHA Center akan menjadi kepanjangan tangan ASEAN untuk menangani bantuan kemanusiaan.
Sambutan terhadap Sultan Brunei dilakukan meriah. Prosesi penyambutan dimulai dari Tugu Kujang Bogor dengan sekitar 12.000 siswa berjajar di tepi jalan sampai Jalan Juanda. Tak hanya Pasukan Paspampres berseragam merah putih, prajurit berseragam tradisional, dan beberapa prajurit kavaleri, rampak kendang, dan shalawat Nabi yang diiringi tepukan rebana ikut memeriahkan suasana.
Di Istana Bogor, selain pertemuan empat mata dan pertemuan bilateral, Sultan Bolkiah menanam pohon perdamaian. Kali ini, Barringtonia asiatica atau kerap disebut pohon Butun atau Keben ditanam bersama di halaman belakang Istana Bogor. Kunjungan kenegaraan diakhiri jamuan makan siang di beranda belakang Istana Bogor.
Pembelian diproses
Terkait rencana pembelian peralatan militer oleh Brunei, Jokowi merintahkan pihak terkait agar segera memprosesnya. Detail transaksi ini sedang diselesaikan di tingkat produsen dan perwakilan pembeli yang ditunjuk oleh Pemerintah Brunei.
"Tadi sudah dalam proses (pembelian), dan tadi sudah saya perentahkan untuk segera diproses pembelian (alat tempur) di PT Pindad, baik berupa senjata maupun Tank Anoa," kata Presiden usai mendampingi Sultan Bolkiah di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia di Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5/2018) malam.
Indonesia juga menawarkan kapal dan pesawat buatan Indonesia. Namun tawaran ini masih dipertimbangkan oleh pihak Brunei. "Beliau menyampaikan tawaran itu masih dihitung-hitung dulu. Tadi (Sultan) langsung memanggil menterinya," kata Presiden.
Beliau menyampaikan tawaran itu masih dihitung-hitung dulu.
Kehadiran Sultan Hasanal Bolkiah di Cilangkap untuk menindalanjuti pertemuan bilateral di Istana Bogor, Jawa Barat. Meskipun Sultan datang dalam suasana hujan, hal itu tidak mengubah rencana Sultan untuk melihat kemampuan prajurit dan alat tempur TNI.
Pada kunjungan ini, Sultan Brunei dan putranya, Pangeran Abdul Mateen, bermain bulu tangkis Gedung Olahraga Ahmad Yani di Cilangkap. Sultan dikenal sebagai penggemar olahraga buku tangkis. Sultan bermain tiga game dengan lawan dan pasangan yang berganti-ganti.
Sultan semula berpasangan dengan pelatih Hendry Syaputra dan dilanjutkan berpasangan dengan Susi Susanti. Di game pertama, Sultan bertanding melawan Presiden Joko Widodo yang berpasangan dengan Alan Budi Kusuma. Sultan melanjutkan dua game berikutnya melawan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto yang berpasangan dengan Alan.