BRUSSELS, SABTU Eropa masih mencoba membujuk Presiden AS Donald Trump agar tetap berada dalam kesepakatan nuklir Iran. Meski demikian, Eropa juga mulai mempertimbangkan ”rencana B”, yaitu tetap mengajak Iran tidak keluar dari kesepakatan dengan imbalan hubungan perdagangan.
Sejumlah sumber di pihak AS ataupun Eropa skeptis bahwa upaya membujuk AS akan berhasil. ”Masih ada waktu satu pekan untuk membujuk AS. Namun, tak ada juga alasan untuk membuat kita optimistis,” kata seorang diplomat senior Eropa.
Pada intinya, Trump ingin kesepakatan nuklir Iran yang dibuat pada 2015 oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (plus Jerman) dengan Iran dirombak. Jika tidak, AS akan menarik diri dari kesepakatan itu.
Kesepakatan tahun 2015 yang dinegosiasikan selama 12 tahun itu pada intinya membatasi pengembangan nuklir Iran melalui inspeksi berkala yang ketat oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Sebagai imbalannya, sanksi ekonomi Iran dicabut.
Jika AS menarik diri dari kesepakatan, sanksi ekonomi pada Iran akan kembali diterapkan. Trump menginginkan kesepakatan itu juga memasukkan larangan program rudal balistik Iran. Selain itu, Trump juga menginginkan kesepakatan itu mengikat selamanya (saat ini berlaku sampai 2030) dan akses tak terbatas oleh IAEA terhadap seluruh fasilitas militer di Iran.
Iran menolak perombakan apa pun dari kesepakatan 2015. Jika AS keluar, Iran juga menyatakan akan keluar dari kesepakatan dan akan segera mengembangkan kembali program pengayaan uranium.
”Kami masih berupaya menemukan formula yang bisa memenuhi harapan AS, tetapi juga tidak bertentangan dengan kesepakatan,” ujar seorang diplomat senior Eropa.
Rencana B
Karena pesimistis bisa membujuk Trump, Eropa kini mulai fokus pada rencana B, yaitu menahan Iran agar tetap berada dalam kesepakatan dan melindungi kerja sama perdagangan Eropa-Iran.
Sejak sanksi ekonomi dicabut pada 2015, ekspor Iran ke Eropa, khususnya minyak dan energi, meningkat 344 persen pada 2016 menjadi 5,5 miliar euro. Investasi di Iran juga meningkat menjadi 20 miliar euro.
Sebagai upaya membujuk Iran agar tetap dalam kesepakatan, Inggris, Jerman, dan Perancis akan mengusulkan agar kerja sama perdagangan di bidang non-minyak terus berlanjut.
Namun, hal ini juga tidak mudah karena semua aliran uang ke Iran pada akhirnya akan membutuhkan persetujuan AS agar perusahaan yang akan berinvestasi di Iran tidak memperoleh sanksi hukum dari AS.
Sistem keuangan global saat ini sangat terkoneksi satu sama lain sehingga hampir mustahil pihak mana pun di dunia ini akan melanjutkan bisnisnya dengan Iran tanpa risiko melanggar sanksi yang diterapkan AS. Sebagai contoh, perusahaan Eropa yang dimiliki atau dikontrol perusahaan induknya di AS akan dinilai melanggar sanksi jika mereka tidak memutuskan kerja sama dengan Iran.
Eropa masih memiliki opsi melakukan langkah simbolis dengan mengeluarkan statuta khusus Uni Eropa yang melindungi perusahaan Eropa berbisnis dengan Iran. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan, para perusahaan akan takut menerapkannya.
”Usulan yang baik bahwa Eropa menunjukkan komitmennya terhadap kesepakatan itu. Namun, kami rasa jika mereka harus memilih antara Iran dan AS, mereka akan pilih AS,” kata seorang pejabat senior Iran.