Korps diplomatik di Timur Tengah tersentak, Kamis (10/5/2018) pagi. Kejutan datang dari Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid al-Khalifa.
Lewat media sosial, ia mendukung serangan Israel ke Suriah. Serangan itu disebut sebagai pembalasan atas penembakan roket oleh Iran dan target serangan Israel dinyatakan terkait Iran. Khalid menulis, selama Iran melanggar status quo di kawasan serta menggerakkan pasukan dan arsenalnya, negara mana pun di kawasan, termasuk Israel, berhak membela diri dengan menghancurkan sumber ancaman.
Bukan kali pertama Bahrain menunjukkan tanda punya pandangan positif kepada Israel. Pada 2017, delegasi lintas agama asal Bahrain bertandang ke Israel. Keberangkatan itu disebut sebagai uji coba menjajaki reaksi masyarakat seandainya Bahrain mengakui Israel.
Seperti banyak negara lain, Bahrain tidak mengakui dan tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Negara-negara Arab lain juga tidak punya hubungan diplomatik.
Hubungan diam-diam
Namun, diam-diam negara-negara Arab punya hubungan tidak resmi dengan Israel. Hubungan diam-diam itu, antara lain, tecermin kala PM Israel Benjamin Netanyahu bertemu secara tidak sengaja dengan Duta Besar Bahrain Abdullah al-Khalifa dan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) Yousef al-Otaiba di Cafe Milano, restoran di Georgetown yang kerap dipakai sejumlah orang penting Washington untuk bertemu. Perjumpaan Netanyahu dengan Khalifa dan Otaiba terjadi beberapa waktu lalu. Namun, hal itu baru terungkap sekarang.
Mereka berbincang-bincang sembari tertawa. Sama sekali bukan pertemuan dalam suasana permusuhan. Kedutaan Israel dan Kedutaan UEA di Washington menolak berkomentar soal kejadian tersebut.
”Sudah jadi rahasia umum, bahkan sebenarnya bukan rahasia lagi, yang diperlihatkan di muka umum itu melanggar tabu dan penting untuk memulai proses penyiapan masyarakat Arab untuk berbagi pandangan pimpinan mereka bahwa Israel adalah partner strategis,” kata mantan Duta Besar AS untuk Israel Dan Shapiro.
Israel dan sejumlah negara Arab menemukan kesamaan di antara mereka, yakni permusuhan dengan Iran. Arab Saudi dan sekutunya, termasuk UEA, sepakat kini Iran lebih berbahaya dibandingkan dengan Israel. Apalagi, model pengembangan ekonomi dan industri teknologinya yang kaya di Israel sedang dicoba untuk ditiru negara-negara Arab. (AP/RAZ)