Negara-negara ASEAN Fokuskan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Oleh
Siwi Yunita C
·2 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Negara-negara di ASEAN siap menerapkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Gerakan itu dilakukan untuk menyikapi adanya perubahan iklim yang dampaknya kian terasa. Persoalan lingkungan kini menjadi pertimbangan dalam setiap kebijakan mereka.
Hal itu terungkap dalam Singapore Dialogue on Sustainable World Resources (SDSWR), Jumat (18/5/2018). Dialog itu diselenggarakan Singapura Institute of International Affairs (SIIA) pada Jumat (18/5/2018) di Grand Hyatt Singapore. Dialog itu merupakan dialog yang kelima kali diselenggarakan SIIA. Tahun ini mengambil tema ”Aksi Peduli Iklim: Menyemai Pertumbuhan Adaptif dan Ramah Lingkungan di ASEAN”.
Acara ini diikuti 350 industri, pimpinan korporasi, dan para pengambil kebijakan dari negara-negara di ASEAN. Acara ini dibuka Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura Masagos Zulkifli, dan menghadirkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.
Masagos Zulklfli mengatakan, Singapura telah bekerja sama dengan negara-negara di ASEAN untuk menyikapi perubahan iklim. Salah satu kerja sama yang diwujudkan berupa pertemuan khusus para menteri di ASEAN. Lewat ASEAN, negara-negara itu juga menciptakan jaringan kota cerdas yang berfokus pada peningkatan kapasitas kota agar tumbuh berkelanjutan.
Indonesia, menurut Bambang Brodjonegoro, juga telah mengambil langkah strategis untuk mengurangi emisi karbon. Salah satunya menekan kebakaran hutan. Kini Indonesia memfokuskan diri untuk mengurangi karbon di sektor energi dan transportasi.
Dalam diskusi itu disinggung juga tentang keterlibatan perusahaan besar dalam perannya mencegah perubahan iklim. Agus Purnomo, Managing Director of Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement dari Golden Agri-Resources, mengatakan, pihaknya sudah bergerak merangkul masyarakat dan petani. Isu lingkungan, menurut dia, tak hanya sekadar terbatas pada pohon dan hutan, tetapi juga sudah menjadi isu sosial. ”Adanya keterlibatan masyarakat menjadi penting,” katanya.