BANGKOK, SENIN - Menjelang peringatan empat tahun kudeta junta militer di Thailand, tiga politikus Partai Pheu Thai, yakni Watana Muangsook, Chaturan Chaisang, dan Chusak Sirinil, dituntut atas kasus penghasutan gara-gara mengadakan konferensi pers, pekan lalu. Militer Thailand, Senin (21/5/2018), menyebutkan, tiga tokoh partai itu menghasut dan mengkritik para jenderal yang selama ini dinilai tidak menepati janji untuk memulihkan demokrasi.
Selain Muangsook, Chaisang, dan Sirinil, terdapat lima tokoh partai lain yang juga dituntut karena melanggar larangan untuk berkumpul. ”Justru pemerintah yang menyalahgunakan hukum hanya supaya rakyat tak bisa menyelidiki junta militer,” kata Sekretaris Jenderal Partai Pheu Thai Phumtham Wechayachai.
Wechayachai menegaskan, lima anggota partai itu tidak melakukan kesalahan. Mereka hanya membicarakan kinerja seperti keberhasilan dan kegagalan pemerintah setelah kudeta. ”Mengapa itu dianggap upaya menggulingkan pemerintah?” ujarnya.
Pada konferensi pers partai, ketiga tokoh partai, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Noppadon Pattama dan mantan Menteri Pendidikan Chaturon Chaisang, mengkritik kegagalan junta menyelesaikan isu ekonomi, pelanggaran HAM, dan pemberantasan korupsi. ”Tanggung jawab rakyat untuk tidak membiarkan diktator menghancurkan demokrasi,” pesan ketiganya.
Larangan berkumpul
Pheu Thai adalah partai pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dan Yingluck Shinawatra yang digulingkan junta militer. Para politisi dari partai itu hingga saat ini tetap kritis kepada junta militer dan populer di kalangan rakyat perdesaan. Konsistensi kritik dari partai tetap dipertahankan karena junta militer enggan mencabut larangan aktivitas politik dan larangan berkumpul lebih dari lima orang.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, pemimpin junta militer yang dulu memimpin kudeta, mengatakan, pemilu akan digelar Februari mendatang. Namun, pernyataan itu sulit dipercaya karena ia telah berulang kali mengingkari tanggal jajak pendapat yang dijanjikan sebelumnya.
Hari ini adalah ulang tahun keempat kudeta. Banyak pihak, termasuk pendukung kudeta, tidak puas atas pemerintah saat ini. Selain skandal korupsi yang membelit junta, banyak janji reformasi dan rekonsiliasi tidak terwujud. (AP/AFP/Reuters/JOS)