WASHINGTON, SENIN - Presiden AS Donald Trump meminta Departemen Kehakiman menyelidiki apakah Biro Investigasi Federal (FBI) melakukan ”infiltrasi” atau memata-matai kampanye pemilu Trump atas permintaan Presiden Barack Obama.
Pernyataan itu dilontarkan Trump melalui serangkaian status di Twitter yang intinya mengecam penyelidikan yang dilakukan Kepala Penyidik Khusus Robert S Mueller. Saat ini, Mueller menyelidiki apakah Presiden telah menyalahgunakan hukum sehubungan dugaan tim kampanye Trump bekerja sama dengan sejumlah agen Rusia untuk memengaruhi pemilu 2016.
Para ahli hukum yang dikutip The New York Times, Minggu (20/5/2018) menyatakan, langkah yang dilakukan Trump jarang terjadi karena intervensi Presiden akan menimbulkan friksi dengan Departemen Kehakiman. Hal ini pernah terjadi pada era Richard Nixon, yang berujung dengan mundurnya sejumlah pejabat Departemen Kehakiman karena menolak perintah Nixon memecat penyidik khusus yang sedang menyelidiki kasusnya.
Permintaan Trump kini ditangani Kantor Inspektorat Jenderal. ”Jika ada yang melakukan infiltrasi kampanye presiden untuk tujuan tak pantas, kami akan mengambil langkah-langkah,” kata Rod J Rosenstein, Wakil Jaksa Agung yang menangani kasus Rusia.
Jaksa Agung Jefferson Sessions tidak bisa menangani kasus ini karena sebelum diangkat, ia pernah bertemu Dubes Rusia. Dengan menyerahkan kasus ini kepada level irjen, Rosenstein berupaya keluar dari posisi sulit. Di satu sisi, ia tetap mengikuti permintaan Trump, tetapi ia tidak tunduk sepenuhnya.
”Hal ini jelas menunjukkan upaya (Presiden) untuk mengacaukan penyelidikan yang sedang berlangsung. Mereka yang menerima perintah ini seharusnya mengundurkan diri,” ujar Stephen I Vladeck, Profesor Bidang Hukum di Universitas Texas kepada The New York Times..
Namun, bisa jadi memang Trump menginginkan Rosenstein mundur karena Sessions dan Rosenstein dianggap Trump tidak melindungi dirinya dari penyelidikan Mueller.
Menurut Reuters, Trump dan pengacaranya, mantan Wali Kota New York Rudy Giuliani, tidak menyodorkan bukti infiltrasi yang dilakukan pemerintah. Pada September 2017, Departemen Kehakiman AS menyatakan tak ada bukti-bukti yang mendukung tuduhan Trump bahwa Obama memerintahkan penyadapan di Menara Trump pada kampanye 2016.
Giulani kemarin menyebutkan, Mueller mungkin menanyai Trump pada Juli.