Anwar Ibrahim dan Fajar Malaysia Baru (2)
Bagaimana arah Malaysia ke depan? Penuturan Anwar Ibrahim, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia yang kemudian menjadi pemimpin oposisi, tentang perjuangannya selama 20 tahun terakhir akan bisa menjawab itu semua. Di hadapan pendukung, Anwar mengatakan, basis perjuangannya selama ini adalah kepentingan khalayak.
”Saya mendapatkan banyak tawaran untuk tinggal dan berkarya di luar negeri. Saya tolak semua itu demi rakyat yang saya perjuangkan dan mendukung saya,” katanya. ”Sebab, bagaimana saya tega meninggalkan rakyat dan hidup enak di luar negeri sementara mereka saya tinggalkan dan sengsara,” kata Anwar, yang saat dulu mahasiswa juga pernah dipenjarakan karena menyuarakan ketidakadilan sosial.
Pernah Anwar berencana mundur dari politik jika rakyat tidak mendukung. Kekalahan pada Pemilu 2013 sempat menjadi salah satu titik balik bagi perjuangan politiknya. Hanya saja Anwar merasa bahwa sistem telah dibelokkan untuk menghalanginya dan memengaruhi proses pemilu.
Rakyat dalam pandangan Anwar tidak pernah menolak. Dia yakin kemenangan sebenarnya ada di pihak koalisi politik Anwar pada Pemilu 2013.
Menurut Anwar, hal ini membuatnya terus bersemangat berjuang walau hal itu telah menyebabkannya kembali ke penjara. Namun, justru saat di penjara lagi, dia semakin yakin akan perjuangannya. Di penjara, Anwar terenyuh dengan kunjungan kerabat dan pendukungnya.
”Saya kuat karena nasihat dari pengunjung. Mereka datang bukan karena akan dapat uang. Sajian minuman pun tidak ada dan ruang untuk duduk tidak memadai saat mereka berkunjung. Namun, mereka terus memberi dukungan. Inilah yang membuat saya merasa kuat,” kata Anwar.
Dia merasa dikukuhkan dengan simpati itu dan yakin bahwa dia memiliki kesempatan politik.
Anwar pun menyatakan sangat senang dengan pelayanan para staf di penjara. ”Meski makanan dan minuman kurang, mereka semua sangat respek dan hormat kepada saya. Dari sini saya tahu, kemenangan politik akan datang,” kata Anwar.
Mereka datang bukan karena akan dapat uang. Sajian minuman pun tidak ada dan ruang untuk duduk tidak memadai saat mereka berkunjung.
Untuk sementara Anwar mengatakan tidak bersedia menjabat di pemerintahan baru. Hanya saja dia dan pendukungnya terus memantau walau di dalam pemerintahan sekarang adalah koalisinya sendiri, Mahathir Mohamad, Wan Azizah, dan lainnya. ”Kita terus pantau. Siapa yang tidak benar kita sikat,” kata lulusan University of Malaya itu.
Anwar pernah menjawab Wakil PM dalam pemerintahan Mahathir. Bagi Anwar, kekuasaan bukan untuk sekadar bagi-bagi tugas atau rezeki. Kemakmuran rakyat adalah tujuan politiknya.
Dia juga menghardik politisi untuk mensyukuri kemenangan politik dan jabatan politik.
Namun, dia meminta semuanya bekerja untuk melayani rakyat. ”Sebab, selama di penjara, saya juga mengamati perkembangan. Saya melihat ada kenaikan harga-harga,” kata Anwar seraya menyatakan sebagian elite hidup mewah dan korup. Rakyat tidak berdaya menghadapi semua itu.
Maka, kini kepentingan rakyat adalah fokusnya. Untuk itu, dia akan mendorong pembaruan sistem, hukum, pemerintahan, serta menegakkan keadilan dan kebeperpihakan bagi semua. ”Kita memperbaiki sistem kenegaraan,” katanya.
Anwar juga menegaskan akan merangkul semua wilayah dan semua etnis Melayu, India, China, Dayak, dan lainnya.
Anwar adalah penentang kebijakan ekonomi baru Malaysia yang lebih berpihak kepada kaum Melayu. Misi Anwar adalah keadilan bagi semua rakyat dan wilayah.
Mengamati sepak terjang dan misi di balik perjuangan Anwar, bukan tidak mungkin Malaysia akan menuju negara paling demokratis dan merangkul semua lapisan masyarakat.
Ada potensi Anwar akan menjabat PM setelah rotasi jabatan PM dua tahun dijabat Mahathir. Namun, menjabat atau tidak menjabat, Anwar konsisten antara ucapan dan perjuangannya. Di dalam pemerintahan dan di luar pemerintahan, Anwar menegaskan tidak akan pernah berhenti berjuang.
Bukan tidak mungkin Malaysia akan menuju negara paling demokratis dan merangkul semua lapisan masyarakat.
Anwar seorang pluralis dengan katar belakang Pulau Penang yang heterogen. Warna heterogen agak terhambat dalam kebijakan ekonomi pemerintah selama ini. Anwar berjanji akan mengubah arah dan pemerintahan ada untuk semua lapisan.
Dia juga berikrar mencegah korupsi di pemerintahan. Anwar berjanji akan membersihkan perusahaan negara dan kontrak-kontraknya dari kepentingan segelintir orang yang memperkaya diri. Hal-hal seperti inilah yang pernah dia tuduh telah terjadi di masa lalu saat Mahathir memerintah.
Kini, di era baru sangat mungkin Malaysia menjadi contoh baik bagi ASEAN di tengah situasi dunia yang membutuhkan pemerintahan yang baik dan bersih. Persaingan bangsa-bangsa membutuhkan daya saing negara.
Laporan Bank Dunia
Malaysia sudah berada di jalur perkembangan ekonomi yang baik. Pada 2017, laporan Bank Dunia menyebutkan, sejak merdeka tahun 1957 Malaysia sukses mendiversifikasikan perekonomian dari didominasi sektor pertanian menjadi basis manufaktur dan jasa.
Malaysia berkembang menjadi negara eksportir peralatan elektronik. Negara ini relatif terbuka soal perekonomian dan menjadi negara pedagang. Malaysia menjadi tujuan kedatangan investasi yang turut menciptakan lapangan kerja. Sebanyak 40 persen pekerjaan di Malaysia terkait dengan kegiatan ekspor. Pertumbuhan ekonomi Malaysia rata-rata 5,4 persen sejak 2010.
Kini hanya kurang dari 1 persen keluarga di Malaysia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ketimpangan pendapatan sempat meningkat walau ada kecenderungan membaik. Prospek perekonomian Malaysia tetap positif karena pengelolaan ekonomi makro yang baik. Inflasi rendah dan stabil. Kondisi keuangan negara relatif terkendali. Sistem keuangannya tertata dan berfungsi baik.
Kini hanya kurang dari 1 persen keluarga di Malaysia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Partisipasi angkatan kerja perempuan juga meningkat. Malaysia oleh Bank Dunia dinyatakan memiliki sistem pendidikan yang baik dan menghasilkan lulusan yang dibutuhkan sektor industri.
Laporan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Maret 2018 juga menyebutkan perekonomian Malaysia berpotensi tetap tumbuh tinggi.
Malaysia menuju status sebagai negara berpendapatan tinggi. Negara berpenduduk 32 juta jiwa ini memiliki pendapatan per kapita sekitar 9.000 dollar AS. Ketua Misi IMF untuk Malaysia Nada Choueiri menyebutkan, Malaysia memiliki ekonomi yang berdaya tahan dan mendorong inovasi.
Laporan dari Forum Ekonomi Dunia, ”World Competitiveness Report 2017/2018”, menempatkan Malaysia di urutan ke-23 dalam peringkat daya saing. Malaysia hanya kalah dari Singapura di ASEAN soal peringkat daya saing ini.
Komitmen politik
Itulah Malaysia yang masuk dalam pujian lembaga internasional tentang arah pembangunan. Malaysia memiliki tatanan yang relatif baik soal masa depan perekonomian. Untuk semakin memuluskan semua ini, tergantung bagaimana kolaborasi Anwar dalam Mahathir dalam dua tahun ke depan.
Pendukung Anwar tidak hanya senang dengan pembebasan Anwar. Mereka juga antusias menantikan Anwar untuk duduk sebagai PM. Hal ini tampaknya tidak akan menjadi masalah karena pendukung Anwar percaya dengan ikrar dua tokoh ini, Anwar dan Mahathir.
Jack Seng, seorang pendukung Anwar, menyatakan, ”Saya kira kita harus memberi kesempatan kepada Mahathir untuk menyelamatkan Malaysia dan membalikkan sistem pemerintahan.”
Meski demikian, tetap ada potensi lain. ”Masalah inti jika Mahathir enggan melanjutkan estafet kepemimpinan kepada Anwar. Jika itu terjadi, skenario lain akan terjadi,” kata Peter Mumford dari Eurasia Group.
Ada yang waswas soal kesepakatan politik dan komitmen untuk menjalankannya. Ada juga potensi gangguan dari kubu Najib Razak. Ini tidak bisa disepelekan, seperti ditulis Prashanth Parameswaran, pengamat politik yang berbasis di Washington (situs The Diplomat, edisi 10 Mei 2018).
Namun, Anwar sudah terbiasa hidup dengan perjuangan berat. Dia terbukti tangguh. Anwar tentu tak akan diam jika skenario ini terjadi, yakni apabila Mahathir tidak memiliki komitmen. Namun, bagi Anwar, Mahathir tampaknya sudah berbeda dari sebelumnya dan sudah berikrar untuk maju bersama.
Mungkin skenario Anwar adalah benar, memberi Mahathir kesempatan membereskan segala hal. Sembari menantikan itu, Anwar mulai mendalami pemerintahan setelah sekian lama terkungkung.
Pilihannya ini tampaknya logis, memberi kesempatan kepada Mahathir yang dulu disebut pernah merancang Anwar menjadi pemimpin berikutnya.
Mahathir bagaimanapun masih memiliki wibawa, dalam menangani masalah kenegaraaan, apalagi rencananya terkait dengan penanganan kasus dugaan korupsi Najib yang sudah mulai dijalankan. Ke depan, pilihan Mahathir tampaknya juga mengikuti kesepakatan agar pertempuran dengan Anwar tidak berlarut-larut.
Agaknya hal ini yang menjadi keinginan sebagian besar rakyat Malaysia, keberpihakan untuk semua. Misi inilah yang diusung selama kampanye menjelang pemilu dan berhasil.
(AFP/AP/Reuters)