KUALA LUMPUR, RABU Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, sejumlah langkah harus diambil untuk mengurangi utang yang telah mencapai 65 persen dari total produk domestik bruto negeri itu. Sejumlah langkah harus segera diambil sebagai upaya penyelamatan perekonomian sekaligus ”membayar” aneka penyalahgunaan yang diduga dilakukan pemerintahan sebelumnya.
”Saya sudah diberi tahu bahwa utang kita ternyata mencapai 1 triliun ringgit, tetapi hari ini kita dapat mempelajari dan mencari sejumlah cara untuk mengurangi utang itu,” kata Mahathir di depan sejumlah wartawan di Kuala Lumpur, Selasa (23/5/2018).
Dalam kampanyenya yang menghantarkan kemenangan kubu oposisi, Mahathir menggunakan jargon ekonomi dan penegakan hukum. Ia menyoroti kenaikan biaya hidup dan berjanji memberantas korupsi di tubuh elite pemerintahan negeri itu.
Maret lalu, lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menyatakan, rasio utang Malaysia cukup tinggi, yakni sekitar 51 persen terhadap PDB. Situasi itu dinilai cukup berisiko bagi perekonomian, terutama ketika persentasenya meningkat.
Mahathir mengatakan, gaji para menteri yang duduk di kabinetnya bakal dikurangi 10 persen. Pemerintah juga akan sesegera mungkin memutuskan kelanjutan sejumlah proyek infrastruktur. Salah satunya adalah proyek kereta cepat Singapura-Kuala Lumpur.
”Hal itu akan diatur oleh menteri keuangan. Dalam penurunan (gaji) itu, dipastikan mereka yang gajinya masih rendah tidak akan dikenai kebijakan itu,” kata Mahathir.
Pada saat masih berkuasa, Najib Razak mengatakan, tingkat utang di masa pemerintahannya di bawah batas yang disepakati secara nasional, yakni maksimal sekitar 55 persen dari PDB Malaysia. Namun, Mahathir menyangsikan klaim itu. Menurut dia, sejumlah angka keuangan di masa pemerintahan Najib keliru.
Masih dalam rangka mendorong perekonomian Malaysia, Mahathir juga mengumumkan rencana-rencana untuk mencabut pajak barang dan jasa yang kontroversial. Nilai total dari pendapatan aneka jenis pajak itu diperkirakan mencapai 43,8 miliar ringgit Malaysia atau setara dengan 11,05 miliar dollar AS. Pemerintahan Mahathir juga berambisi menyubsidi bahan bakar minyak sekalipun saat ini tren kenaikan harga minyak di pasar global berlanjut.
Pilihan itu diambil sesuai janji kampanye Mahathir. Namun, risiko menunggu di depan. Sebagaimana diingatkan Moody’s, defisit fiskal Malaysia siap-siap bertambah dan dapat berakibat negatif terhadap laju kredit.
Di tengah upaya perekonomian, pemerintahan baru Malaysia tengah berupaya mengungkap megaskandal penyalahgunaan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Sejak kekalahan Najib, pihak keamanan Malaysia mencari dan menggeledah harta yang dimiliki Najib. Dalam penyelidikan itu ditemukan uang tunai senilai miliaran dollar AS bersama dengan barang berharga lainnya, termasuk perhiasan dan tas-tas mewah.
Pencarian dihentikan
Mahathir juga menyampaikan rencana pemerintah meninjau ulang pencarian pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang dilakukan perusahaan Amerika Serikat. Kebijakan itu dipertegas Menteri Transportasi Anthony Loke dengan mengumumkan pencarian akan dihentikan pada 29 Mei.
Pencarian pesawat yang hilang kontak pada 8 Maret 2014 itu sejatinya telah dihentikan pada April lalu, tetapi kemudian diputuskan diperpanjang.