BEIRUT, KAMIS - Saad al-Hariri mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen Lebanon untuk kembali menjadi perdana menteri. Jika terpilih, Hariri akan menghadapi tantangan dalam pembentukan kabinet.
Proses pembentukan pemerintahan dimulai Presiden Lebanon Michel Aoun pada Kamis (24/5/2018). Ia menemui kubu politisi di DPR Lebanon sejak Kamis pagi di Beirut, Lebanon.
Pada serangkaian pertemuan itu terungkap, dukungan untuk Hariri sudah diberikan oleh lebih dari 64 anggota DPR. Sesuai konstitusi Lebanon, seorang anggota parlemen yang didukung sedikitnya 65 dari 128 anggota dapat dipilih menjadi PM.
Konstitusi Lebanon juga mengatur kursi PM hanya untuk anggota parlemen dari kelompok Sunni. Sementara kursi presiden dialokasikan untuk politisi Kristen Maronit, dan ketua DPR menjadi jatah politisi Syiah. Aoun merupakan pensiunan jenderal sekaligus politisi Kristen Maronit. Sementara Nabih Berri merupakan politisi Syiah yang kembali menjadi Ketua DPR Lebanon.
Karena itu, Hariri bisa tetap menjadi PM walau perolehan kursinya lebih sedikit dari Hezbollah dan mitra koalisinya. Koalisi yang didominasi kelompok Syiah itu mendapatkan total 70 di DPR Lebanon hasil pemilu Mei 2018.
Dukungan Hezbollah
Salah satu faktor keunggulan Hariri adalah keputusan Hezbollah, pemilik 13 kursi di DPR periode ini, untuk tak mengusung calon PM. Bahkan, Hezbollah diindikasikan mendukung Hariri.
Namun, dukungan itu tidak gratis karena Hezbollah ditengarai meminta tambahan jatah kursi di kabinet. Di periode kedua pemerintahan Hariri, Hezbollah mendapat dua kursi menteri.
Kini, Hezbollah meminta sedikitnya tiga kursi. Kelompok bersenjata sekaligus salah satu kelompok politik terkuat Lebanon itu tidak hanya meminta tambahan jatah kursi. Kelompok yang disokong Iran itu juga ingin posisi menteri yang terkait layanan publik, bukan sekadar pos menteri tanpa tanggung jawab jelas
Keinginan Hezbollah itu bisa menjadi salah satu tantangan Hariri menyusun kabinet. Penyokong Hariri, Arab Saudi dan negara-negara Barat, ingin mengurangi peran Hezbollah di Lebanon. Namun, kombinasi perolehan kursi di parlemen dengan kekuatan uang dan dukungan senjata dari Iran membuat Hezbollah tidak bisa disingkirkan dari percaturan politik Lebanon.