DUBAI, JUMAT Di tengah kekhawatiran peningkatan harga minyak, sejumlah produsen merencanakan menaikkan produksi minyak mentah. Wakil Pemerintah Arab Saudi dan Rusia, Jumat (25/5/2018), bertemu untuk mematangkan rencana penambahan produksi minyak itu. Pertemuan digelar dalam sebuah forum ekonomi yang digelar di St Petersburg, Rusia.
Dalam 17 bulan terakhir, para produsen minyak dunia sepakat membatasi pasokan minyak. Ketatnya pembatasan itu ditengarai memicu peningkatan harga minyak mentah. Saat ini harga minyak telah menyentuh angka 80,50 dollar AS per barel, naik hampir 20 persen dibanding posisinya pada akhir tahun lalu.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, rencana penambahan produksi sekaligus pengurangan pembatasan pasokan ketat akan dilakukan secara bertahap sehingga tidak mengejutkan bagi pasar. Pada Jumat harga minyak jatuh lebih dari 2 persen ke level 77 dollar AS per barrel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga membahas secara khusus perihal pelonggaran pembatasan produksi itu. Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan, langkah itu diambil menyusul kritikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Melalui Twitter, Trump menyebutkan, kenaikan harga minyak terjadi karena diatur OPEC.
Barkindo mengatakan, sebenarnya tidak mengagetkan AS menekan OPEC terkait posisi harga minyak. Sebelumnya hal yang sama pernah diminta Kementerian Energi AS.
Selama ini OPEC dan sejumlah negara yang dimotori OPEC sepakat membatasi produksi pada volume 1,8 juta barrel per hari hingga 2018. Langkah itu diambil untuk mengurangi stok global.
Pasokan yang tersedia saat ini diberitakan mendekati volume yang ditargetkan oleh OPEC. Sumber-sumber yang familier dengan hal ini menyatakan, kenaikan produksi 1 juta barrel per hari akan memberi ruang yang lebih longgar terhadap kesepakatan pembatasan pasokan.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, produksi minyak per hari saat ini mencapai 2,7 juta barrel. Hal itu dikatakan terpengaruh secara langsung turunnya produksi minyak di Venezuela. Angka itu masih lebih tinggi sekitar 1 juta barrel per hari dari angka kesepakatan pembatasan, yakni 1,8 juta barrel per hari.
Novak menolak memastikan kapan pemberlakuan penambahan produksi minyak itu akan mulai dilakukan, termasuk kemungkinan disepakati pada pertemuan OPEC dan Rusia yang dijadwalkan digelar pada Juni. Namun, ketetapan final atas hal itu dipastikan diputuskan pada pertemuan yang dijadwalkan di Vienna, Austria, 22-23 Juni.
Permintaan global
Menteri Perminyakan India Dharmendra Pradhan sebagaimana dikutip Bloomberg pada awal bulan ini telah mengungkapkan kekhawatiran tentang kenaikan harga minyak sekaligus dampak-dampaknya terhadap konsumen kepada Al-Falih. Menurut dia, Al-Falih telah memastikan, Arab Saudi dan sejumlah penghasil minyak lain akan memastikan jumlah suplai yang dinilai pas sehingga dapat menjadikan harga minyak tetap masuk akal.
Di sejumlah negara berkembang, seperti Brasil dan Filipina, para pengemudi kendaraan bermotor mulai mengeluhkan beban biaya seiring kenaikan harga minyak di pasaran.
Di Rusia sendiri sejumlah produsen raksasa minyak meminta kelenturan atas tingkat produksi harian minyak. Harga di kisaran 80 dollar AS per barrel dinilai relatif sudah tinggi.
Menurut Novak, pihaknya akan lebih dulu memastikan wacana kesepakatan baru dengan OPEC sebelum bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Novak dan Al-Falih dijadwalkan bertemu lagi di Moskwa pada 14 Juni, masih dengan topik yang sama. Ada kemungkinan pertemuan kedua pihak akan berlanjut jika dinilai diperlukan.