MOSKWA, SABTU - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Sabtu (26/5/2018), sepakat mengupayakan perjanjian damai guna menyelesaikan sengketa wilayah atas Kepulauan Kuril. Langkah Uni Soviet mengambil alih kepulauan tersebut pada hari-hari akhir Perang Dunia II telah meracuni hubungan Jepang-Rusia selama 70 tahun.
”Kami percaya bahwa penting untuk bersabar melanjutkan pencarian solusi yang akan memuaskan kepentingan Rusia dan Jepang,” kata Putin pada konferensi pers setelah melakukan pembicaraan dengan Abe.
Presiden Rusia menambahkan bahwa negara itu akan ”membantu” dengan mengizinkan warga Jepang mengunjungi Kepulauan Kuril. ”Menyelesaikan sengketa kepulauan ini tidak mudah, tetapi kami ingin mengakhirinya di masa hidup generasi kami,” ungkap Abe.
Abe menambahkan bahwa Tokyo ”berterima kasih” kepada Moskwa karena mengizinkan warga Jepang mengunjungi makam kerabat mereka di Kepulauan Kuril. Sebelumnya, Abe menyampaikan, dirinya berharap ada ”terobosan baru” dalam penyelesaian sengketa wilayah di Kepulauan Kuril dan dia siap memperkuat kerja sama.
Pertemuan Putin-Abe, pekan lalu, merupakan upaya paling baru untuk menyelesaikan persoalan yang muncul setelah Perang Dunia II tersebut, yakni sejak Jepang dan Uni Soviet memulai pembicaraan terkait isu Kepulauan Kuril pada 1956. Shintaro, ayahanda Abe, merupakan Menteri Luar Negeri Jepang yang memimpin negosiasi dengan Moskwa. Namun, Shintaro meninggal akibat kanker pada 1991. Shintaro dikenal terus berupaya mendorong pembicaraan damai untuk menyelesaikan sengketa Kepulauan Kuril.
Jepang sangat berhati-hati dalam bersikap dan menghindari mengkritik keterlibatan Rusia dalam perang di Suriah yang justru mendapat kecaman dari negara-negara Barat. Jepang sangat menahan diri terhadap Rusia karena berusaha menyelesaikan perselisihan teritorial tersebut. (AFP/AP/LOK)