Indonesia dan Filipina Ingin Tingkatkan Kerja Sama
Oleh
Jean Rizal Layuck
·2 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pemerintah Filipina sangat berharap hubungan diplomatik dengan Indonesia terus terpelihara dalam segala aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Kekerabatan masyarakat Filipina dengan Indonesia telah terjalin selama ratusan tahun, terutama antara warga Mindanao selatan dengan warga Sangihe dan Talaud di Indonesia.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan hal itu saat menerima surat kepercayaan Duta Besar Indonesia untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang di Istana Malacanang, Manila, Senin (28/5/2018). Hal tersebut disampaikan Sinyo Harry Sarundajang saat dihubungi melalui telepon.
Menurut Sarundajang, Duterte menyebut hubungan kekerabatan masyarakat Filipina dan Indonesia sebagai hubungan sedarah. Duterte pun memberi apresiasi atas penunjukan Sarundajang sebagai duta besar.
Dalam acara itu, Sarundajang didampingi istrinya, Detje Tambuwun Sarundajang. Hadir pula Wakil Duta Besar Indonesia untuk Filipina Budi Dhewajadi dan Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano.
Sarundajang mengatakan, hubungan diplomatik Indonesia dan Filipina ditandai hubungan akrab antara Presiden Joko Widodo dan Duterte serta hubungan masyarakat Filipina dengan warga Sangihe, Sulawesi Utara.
”Saya dan Pak Duterte sudah saling mengenal selama 20 tahun ketika sama-sama menjadi wali kota,” kata Sarundajang. Ketika itu, Duterte menjadi Wali Kota Davao dan Sarundajang menjadi Wali Kota Bitung. Kedua kota kemudian menjadi sister city.
Menurut Sarundajang, hubungan bilateral Indonesia dan Filipina terjalin hampir 70 tahun sejak kedua negara membuka jalur diplomatik tahun 1949. Kerja sama bilateral sosial, budaya, ekonomi, dan politik terpelihara secara baik hingga sekarang. Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia surplus 6 miliar dollar AS dari Filipina pada tahun 2017.
Ia mengatakan, kekerabatan Pemerintah Indonesia dan Filipina membuat kedua negara menerapkan hubungan diplomasi total dalam seluruh aspek kehidupan, lebih khusus di wilayah perbatasan kedua negara.
Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadikan hubungan kedua negara cukup fleksibel. Indonesia dan Filipina menjaga wilayah perbatasan masing-masing untuk mencegah terjadinya kejahatan transnasional, seperti perdagangan manusia dan terorisme.
Menurut Sarundajang, Indonesia memiliki peluang besar menaikkan volume ekspor ke Filipina di bidang perikanan, perkebunan, dan produk teknologi lainnya. Ia mengatakan telah menyampaikan kepada Presiden Duterte mengenai kerja sama antara perusahaan negara kedua negara terkait proyek infrastruktur transportasi kereta api melalui penandatanganan kontrak antara Philippine National Railways dan PT Inka.
Perusahaan Filipina itu membeli rangkaian kereta produksi PT Inka. Kereta tersebut akan dioperasikan di jalur penghubung Tutuban Station dan Alabang Station, Metro Manila. Di samping itu, perusahaan BUMN Indonesia PT Wijaya Karya (Wika) akan membangun jalan tol di Filipina senilai 1,25 miliar dollar AS.