ROMA, JUMAT - Partai 5 Bintang dan Partai Liga akhirnya sepakat untuk berkoalisi kembali dan mengumumkan pembentukan pemerintahan baru di Italia. Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya pemilu sela.
Kedua partai sebelumnya sudah menjalin koalisi, tetapi susunan kabinet mereka diveto oleh Presiden Sergio Mattarella karena menempatkan Paolo Savona sebagai menteri ekonomi. Mattarella menginginkan pemerintahan baru Italia sejalan dengan Brussels. Sementara Savona skeptis terhadap mata uang euro dan memiliki agenda kembali ke mata uang lira.
Awalnya, koalisi menolak untuk mengganti Savona dan lebih memilih untuk melakukan pemilu sela. Namun, reaksi pasar sangat negatif, bursa-bursa saham anjlok, demikian juga dengan kurs euro, sehingga kubu koalisi berpikir ulang. Mereka mencoret nama Savona sebagai menteri ekonomi, digantikan oleh Giovanni Tria, yang juga kritis terhadap Brussels, tetapi tidak pernah mengusulkan keluar dari zona euro. Savona diusulkan menjadi menteri urusan Uni Eropa.
Ketua 5 Bintang Luigi Di Maio dan Ketua Liga Matteo Salvini sepakat menunjuk kembali Giuseppe Conte sebagai perdana menteri, sedangkan mereka berdua menjadi wakil perdana menteri. Selain itu, Di Maio akan merangkap sebagai menteri tenaga kerja dan industri. Sementara Salvini yang antimigran akan menjadi menteri dalam negeri yang menangani isu migran. Susunan kabinet ini akan dikonsultasikan kepada Mattarelli.
Para pengamat memperkirakan Conte akan sulit mengatur kedua sosok ini. Bahkan, sangat mungkin ia akan menjadi perdana menteri ”boneka”.
Partai populis 5 Bintang dan partai ekstrem kanan Liga memiliki pandangan yang skeptis terhadap Brussels dan zona euro. Friksi sudah muncul saat Salvini, Kamis (31/5/2018), menuduh komentar Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker rasis. Dalam sebuah konferensi, Juncker mengatakan, Italia harus bekerja keras memerangi korupsi guna memperbaiki situasi di wilayah selatan yang lebih terbelakang.
”Rakyat Italia berharap kerja sama dari Uni Eropa (UE), bukan penghinaan,” kata Salvini.
Namun, juru bicara Juncker merespons, pernyataan Juncker telah diambil keluar dari konteks. ”Presiden Juncker merujuk pada permasalahan struktural di wilayah Italia selatan, tempat UE telah banyak mengeluarkan dana untuk menggerakkan pertumbuhan dan peluang kerja,” ujarnya. (AFP/REUTERS/MYR)