St Petersburg
Mari berkenalan dengan Achilles, penghuni museum yang akan menjadi juru ramal pada Piala Dunia 2018. Tahun 2010, mata dunia tertuju pada Paul, si gurita yang bisa meramal pemenang pertandingan Piala Dunia. Kini, tugas itu diambil alih Achilles, kucing berbulu putih dengan mata biru yang tinggal di lantai dasar Museum Hermitage di St Petersburg, Rusia. Menurut The Moscow Times, Achilles sudah berperan sebagai peramal pada Piala Konfederasi tahun lalu. Ia menebak secara jitu tiga dari empat pertandingan. Caranya? Achilles diberi dua mangkuk makanan yang masing-masing dipasangi bendera negara yang bertanding. Jika ia memilih salah satu mangkuk, itu berarti negara terkait akan menang. Achilles yang terlahir tuli sedang dilatih menghafalkan bendera-bendera negara yang akan bertanding. Dalam video, Achilles diharuskan memilih antara mangkuk berbendera Rusia dan mangkuk berbendera lawan. Achilles menciumi kedua mangkuk itu, lalu memilih mangkuk berbendera Rusia. Penonton pun bersorak. (REUTERS/MYR)
London
Ketika tim-tim sepak bola dunia berkumpul di Rusia untuk memperebutkan Piala Dunia, 16 tim yang berasal dari negara, suku, kelompok tertindas melakukan kompetisi tandingan di London memperebutkan CONIFA World Football Cup. Peserta yang bertanding antara lain dari Tibet, Abkhazia, Barawa, Tamil Eelam, dan Karpatalja. Para pendukung berduyun-duyun mendatangi Queen Elizabeth II Stadium untuk menyaksikan kesebelasan mereka bertanding. ”Kami ini negara yang normal. Bedanya hanya dalam pengakuan. Cuma di kompetisi inilah kami memperoleh kesempatan. Seluruh dunia harus tahu tentang Abkhazia,” kata Chkotua Atakan (43), ekspatriat asal Abkhazia (wilayah di Laut Hitam yang diklaim sebagai bagian dari Rusia), yang tinggal di Inggris sejak 1986. Sorotan dalam kompetisi ini adalah tim Tibet karena Dalai Lama memberkati langsung semua pemainnya sebelum berangkat ke Inggris. ”Biasanya orang tak menganggap Tibet sebagai negara, tetapi di sini kami bisa memperlihatkan identitas kami. Ini tentang negeri bebas, tak sekadar sepak bola,” ujar Karehung Tenzin (41).(AFP/MYR)