Pertemuan puncak Presiden AS Donald Trump-Pemimpin Korut Kim Jong Un, Selasa (12/6/2018), berlangsung lancar. Kompleks Gedung Pit F1, Singapura, menjadi salah satu kunci penyebaran semua informasi, mulai dari persiapan hingga puncak penyelenggaraan gelaran itu.
Kompleks Gedung Pit F1 memang dipilih sebagai pusat media internasional. Total awak media yang meliput pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un lebih dari 3.000 orang. Mereka berasal dari berbagai belahan dunia, terutama dari Korsel, Korut, Jepang, China, dan AS. Ada pula wartawan Taiwan. Khusus media AS, terutama yang dikoordinasi Washington, wartawannya dikumpulkan di Hotel JW Marriott Singapore South Beach.
Ketika tiba di kompleks gedung Pit F1 pada Minggu (10/6/2018) untuk mengambil tanda pengenal khusus, kami bertemu seorang awak media asal Jepang. Kami pernah sama-sama meliput kegiatan di Thailand, tahun lalu. Dia mengaku meliput pertemuan Donald Trump-Kim Jung Un bersama puluhan teman kantornya.
Merujuk keterangan panitia, NHK, penyiar publik nasional Jepang, memesan penerbangan dan hotel untuk sekitar 100 orang. Jumlah itu termasuk koresponden dari seluruh dunia. Wartawan dari media-media Korsel juga sebanyak itu.
Media BBC mengirim puluhan wartawan. Kami bertemu dengan awak media dari India dan beberapa negara di Eropa, seperti Perancis dan Rusia, negara yang tengah sibuk-sibuknya dengan ajang akbar Piala Dunia 2018.
Gedung Pit F1 menjadi rumah bagi para wartawan seluruh dunia setiap kali balapan Formula 1 berlangsung pada September di Singapura. Hal itu, menurut The Strait Times, melatarbelakangi Gedung Pit F1 dipilih sebagai pusat media internasional pertemuan puncak AS-Korut.
Berbeda dari biasanya saat menjadi tempat gelaran Grand Prix F1 Singapura, kompleks bangunan itu kali ini dimodifikasi sedemikian rupa. Awak media dapat melakukan registrasi ulang, siaran langsung, dan makan di ruangan-ruangan yang biasanya digunakan sebagai pit stop para pembalap dunia, seperti Lewis Hamilton.
GP F1 Singapura di sirkuit jalanan Marina Bay diadakan pertama kali pada September 2008. Peristiwa ini penting karena menandai balapan F1 pertama di sirkuit jalanan di Asia.
Adapun gedung Pit F1 Singapura terdiri atas bangunan sepanjang 350 meter yang dibangun dari Raffles Boulevard, berfungsi sebagai gedung pit tim-tim balap F1. Dengan biaya pembangunan sekitar 33 juta dollar Singapura atau Rp 344,5 miliar, bangunan itu terdiri atas tiga lantai. Pemanfaatannya meliputi pusat media, fasilitas balapan, podium pemenang, tribune, dan ruang para tamu eksekutif.
Donald Trump ataupun Kim Jong Un langsung meninggalkan Singapura pada Selasa lalu, sedangkan pusat media internasional masih difungsikan hingga Rabu pagi. Para awak media masih diberi kesempatan untuk bekerja di kompleks Gedung Pit F1.
Dari tempat yang menjadi saksi drama salip-menyalip para pembalap top, gedung Pit F1 Singapura, Selasa lalu, beralih menjadi saksi peristiwa paling bersejarah di abad ke-21, yakni pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un. Mereka adalah pemimpin dua negara yang telah bermusuhan selama hampir 70 tahun.