Pekerja Kemanusiaan Bagikan Makanan Bagi Kaum Miskin
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
Acara berbuka puasa pada Ramadhan lalu di hotel-hotel mewah biasanya menyisakan banyak makanan. Makanan itu umumnya belum dimanfaatkan dan dalam kondisi yang masih baik.
Karena itu, para pekerja kemanusiaan di Kota Amman, Jordania, pekan silam, mengumpulkan makanan yang belum dimanfaatkan tersebut untuk didistribusikan kepada keluarga atau kaum miskin yang memerlukannya.
Pada akhir prasmanan buka puasa Ramadhan yang mewah di aula perjamuan salah satu hotel bintang lima di Amman, seorang pekerja kemanusiaan muda usia bergegas mengumpulkan makanan sisa. Makanan yang masih baik itu kemudian dibungkus dalam paket-paket dan diberikan pada mereka yang tak mampu.
Bandar Sharif memulai inisiatif \'Dapur Keluarga\' pada 10 tahun yang lalu. Inisiatif mengumpulkan makanan sisa yang masih dalam kondisi baik itu muncul karena ia marah dengan banyaknya makanan yang dibuang oleh hotel selama bulan puasa Ramadhan. Secara tradisional, di bulan puasa justru tingkat konsumsi menjadi dua kali lipat di seluruh wilayah Jordania.
"Apa yang kami lakukan adalah menyelamatkan makanan dan memberikannya kepada orang-orang yang sangat membutuhkannya," kata Sharif (33) yang berprofesi guru ini.
Tim relawan \'Dapur Keluarga\' yang dipimpin Sharif tersebut sekarang bekerja sepanjang tahun untuk mengumpulkan makanan yang sisa dari pesta pernikahan di hotel-hotel ataupun di toko roti dan restoran. Tahun ini, inisiatif itu terfokus pada kamp pengungsi Palestina di Baqaa, Jordania.
Kenaikan harga
Inisiatif \'Dapur Keluarga\' tahun ini menyediakan makanan berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan untuk 500 keluarga di kamp pengungsi di pinggiran Kota Amman.
Menurut Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, sepertiga dari 120.000 penduduk kamp memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan nasional dan sekitar 17 persen warga menganggur.
Inisiatif \'Dapur Keluarga\' tahun ini menyediakan makanan berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan untuk 500 keluarga di kamp pengungsi.
"Keluarga kami sangat miskin, ada banyak kemiskinan di masyarakat, sehingga mereka membutuhkan dukungan ini. Mereka membutuhkan makanan ini agar esok hari mereka masih bisa makan," kata Kifah Khamis yang membantu aktivitas pembagian makanan di kamp pengungsi di Baqaa yang luas itu.
Seorang penduduk kamp, Um Thair yang juga seorang ibu dengan empat orang anak, mengatakan bahwa dia selalu membawa makanan yang dikirimkan untuk keluarganya. "Saya bisa menghemat uang. Selama Ramadhan saya tidak perlu membeli banyak makanan atau berbelanja banyak. Kami mendapatkan sebagian besar makanan kami dari badan amal, kami datang setiap hari dan mendapatkan makanan berbuka puasa kami," kata Um Thair. (REUTERS)