Meskipun memiliki rekam jejak dan sejarah keterlibatan yang positif pada upaya menjaga perdamaian dunia, bukan perkara mudah untuk mempertahankan dukungan. Pemerintah Indonesia, terutama para diplomat, harus terus-menerus memastikan dukungan para mitra agar Indonesia terpilih menjadi salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Wakil Tetap (Watap) RI di PBB, Dian Triansyah Djani, Selasa (12/6/2018), saat dihubungi dari Tokyo, Jepang, mengatakan, pendekatan dan lobi yang dilakukan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dan para diplomat lainnya secara masif dan intensif telah dilakukan sejak tiga tahun lalu.
Hasilnya, Indonesia meraih dukungan dari 144 negara. ”Voting kemarin benar-benar rahasia (secret ballot). Tak ada yang tahu siapa 144 negara yang mendukung kita, dan 46 negara yang mendukung Maladewa,” kata Dian, sekaligus menepis isu bahwa Arab Saudi dan Liga Arab menyokong Maladewa.
Intensif
Triansyah menceritakan, mendekati voting pada 8 Juni lalu, Menlu Retno secara pribadi menghubungi mitranya dari negara-negara sahabat.
”Mereka tak terlalu terkejut saat ditelepon karena sejak dua tahun lalu, secara berkala, Menlu sudah menemui mereka dan para watap negara-negara anggota PBB dalam berbagai forum. Hingga satu bulan terakhir, Menlu masih menemui mereka untuk memperkuat dukungan terhadap Indonesia,” kata Triansyah.
Hingga satu bulan terakhir, Menlu masih menemui mereka untuk memperkuat dukungan terhadap Indonesia.
Bahkan, untuk memastikan dukungan mereka, sore hari menjelang pemilihan, Menlu Retno aktif mendekati sejumlah Menlu yang hadir di markas besar PBB, New York. Via akun Twitter-nya, ia menulis, ”Today, I met the Foreign Minister of Gabon and the Permanent Representatives of Italy, Singapore, Gambia, Algiers, Comoros, Netherlands, Bolivia, Liberia, Tanzania, Sweden and Nauru”.
Sebelumnya, langkah serupa dilakukan Triansyah. ”Saya menulis 190 surat pribadi kepada negara-negara anggota PBB dengan tulisan tangan, kecuali Israel dan Maladewa. Menjelang voting, saya juga mengirim pesan layanan pendek Whatsapp kepada mereka. Tak hanya menyapa, tetapi juga mengajak mereka menjadi mitra Indonesia mewujudkan perdamaian dunia,” kata Triansyah.
Ia pun bersepeda, membagikan brosur pencalonan Indonesia di sejumlah acara yang digelar di PBB. Upaya itu dikuatkan dengan penegasan tentang peranan Indonesia di dunia, seperti inisiatif Indonesia membentuk Gerakan Non-Blok, keterlibatan tentara dan polisi Indonesia dalam misi perdamaian PBB, serta upaya Indonesia mengembangkan demokrasi dan penghormatan hak asasi manusia. Pencapaian itu menjadi pembeda tegas antara Indonesia dan Maladewa.
Menjelang voting, saya juga mengirim pesan layanan pendek Whatsapp kepada mereka.
Tidak mengherankan jika dalam sesi debat terbuka melawan Maladewa, Watap RI di New York mampu menyakinkan negara anggota PBB mengenai peran dan visi Indonesia.
Wapres Kalla di Tokyo mengatakan, langkah-langkah intensif itu telah dilakukan sejak September 2015. Presiden Jokowi menugaskannya ikut melobi sejumlah negara. Pada 2016, saat memimpin delegasi Indonesia dalam Sidang Umum PBB, Wapres Kalla menyempatkan diri mendampingi Presiden Sidang Umum PBB ke-71, Peter Thomson, dan sejumlah menlu dan diplomat negara sahabat dalam acara kampanye pencalonan itu (Kompas, 23 September 2016). Langkah yang sama dilakukannya lagi dalam perhelatan serupa, September tahun lalu, di New York.
Kini tugas besar menunggu pembuktian Indonesia....