ISTANBUL, KOMPAS Aparat keamanan Turki terus meningkatkan patroli untuk mengamankan jalannya pemungutan suara parlemen dan presiden pada Minggu (24/6/2018) ini. Helikopter polisi sejak Jumat terbang rendah di area-area strategis di Istanbul, seperti Lapangan Taksim, Selat Bosphorus yang memisahkan Benua Asia dan Eropa, serta area Masjid Sultanahmet dan Hagia Sophia.
Area-area ini dikenal sebagai pusat wisata di Istanbul. Sebagian besar wisatawan mancanegara berdatangan ke area-area itu.
Mobil polisi juga terlihat mencolok berlalu lalang di jalanan kota guna mengamankan jalannya pemilu. Petugas keamanan terlihat melakukan pemeriksaan mendadak terhadap orang atau tempat yang dicurigai.
Peningkatan keamanan secara mencolok di Istanbul dilakukan menyusul berita bahwa polisi menangkap 14 orang di Ankara, Jumat lalu. Mereka diduga kuat merupakan anggota atau simpatisan kelompok ekstrem Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang hendak mengacaukan pemilu Turki.
Bagi petugas keamanan, Istanbul, kota terbesar di Turki, menjadi prioritas utama. Di kota ini terdapat sebagian besar pemilih, yaitu mencapai 10,6 juta orang, atau lebih kurang 18 persen dari 56,3 juta warga Turki yang memiliki hak pilih.
Dari jumlah itu, 3,05 juta warga Turki memberi suara di luar negeri. Dalam pemilu kali ini, perempuan yang memiliki hak pilih mencapai 50,76 persen.
Komite Tinggi Pemilu telah menyiapkan 180.000 kotak suara yang disebarkan di seluruh negeri sebagai lokasi pemungutan suara pada hari ini. Sebanyak 634 wartawan asing yang datang dari 34 negara akan meliput pemilu presiden dan parlemen Turki itu. Selain mereka, ada wartawan asing yang bermukim di Turki dan wartawan lokal yang juga ikut meliput pemilu.
Kampanye terakhir
Peningkatan keamanan dilakukan bersamaan dengan hari terakhir kampanye para calon presiden dan anggota parlemen, Jumat lalu. Capres Partai Rakyat Republik (CHP), Muharrem Ince, adalah satu dari enam kandidat yang bekerja ekstra keras berkampanye pada hari terakhir.
Ia mengusung program Ince Menyapa Warga, berkeliling kota Istanbul dengan bus untuk bertemu langsung warga kota terbesar di Turki itu. Ketika menyapa warga di Lapangan Taksim di pusat Istanbul, Ince menyampaikan kepada Kompas bahwa Indonesia lebih baik daripada Turki dalam hal demokrasi.
Peningkatan keamanan dilakukan bersamaan dengan hari terakhir kampanye para calon presiden dan anggota parlemen, Jumat lalu.
Sebelum menyapa warga pada Jumat sore, Ince pada pagi harinya, di depan massa di kota Izmir, berjanji akan memulangkan pengungsi Suriah dan menunjuk duta besar Turki untuk negara itu jika dirinya terpilih sebagai presiden. Ince juga berjanji akan menerapkan kebijakan yang menciptakan perdamaian di Turki serta dunia.
Izmir yang berada di tepi Laut Tengah dikenal sebagai basis kuat CHP yang mencalonkan Ince sebagai presiden. Pada setiap pemilu, CHP menang di Izmir.
Menurut hasil sejumlah jajak pendapat, Ince merupakan saingan terberat petahana, Presiden Recep Tayyip Erdogan. Ince mendapat 24-30 persen suara dalam sejumlah jajak pendapat itu. Jika terjadi dua putaran pilpres, diperkirakan pada putaran terakhir Ince berhadapan dengan Erdogan.
Jika terjadi dua putaran pilpres, diperkirakan pada putaran terakhir Ince berhadapan dengan Erdogan.
Adapun Erdogan dalam berbagai kampanyenya menitikberatkan serangan terhadap Ince; capres Partai Kebaikan (IYI), Meral Aksener; dan capres Partai Kurdi HDP, Selahattin Demertas.
Bagi Erdogan, saingan terberat dalam pilpres adalah Ince dan Aksener. Demertas bukan saingan terberatnya dalam pilpres.
Kubu Demertas dan HDP menjadi pesaing berat Erdogan serta Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di pemilu parlemen. Kubu AKP berusaha keras agar HDP yang berbasis kaum Kurdi tidak bisa meraih 10 persen suara atau ambang batas parlemen.
Menurut sejumlah analis, jika HDP memenuhi ambang 10 persen suara dan masuk parlemen, perolehan suara AKP berkurang dan partai penguasa ini tidak bisa meraih mayoritas mutlak di parlemen.
Sebaliknya, jika HDP gagal mendapat 10 persen, sebagian besar suara basis HDP akan dikantongi AKP dan partai ini mendapat mayoritas mutlak. Sejumlah analis menilai, perolehan suara HDP menentukan masa depan AKP dan Erdogan.