Menlu Kono Ingin Ikut Wujudkan Indo-Pasifik yang Terbuka
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono melakukan kunjungan resmi ke Jakarta, Minggu-Selasa (24-26/6/2018). Menjelang kedatangannya, Kompas mengajukan beberapa pertanyaan via email kepada Kono.
Berikut adalah jawaban yang disampaikan oleh Menlu Jepang, meliputi topik posisi Indonesia di Asia Tenggara, Indo-Pasifik, hingga pertemuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Bagaimana Jepang melihat posisi Indonesia di Asia Tenggara (ASEAN) dari sisi ekonomi dan politik? Apa upaya Jepang untuk menjaga persahabatan dengan Indonesia?
Indonesia menempati sekitar 40 persen dari populasi penduduk dan produk domestik bruto (PDB) ASEAN. Dari sisi politik dan diplomasi, Indonesia dapat dikatakan pemimpin ASEAN karena telah menunjukkan kepemimpinannya dalam menghadapi isu-isu regional, termasuk isu Laut China Selatan.
Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G-20 dan turut memberikan inisiatif di berbagai bidang kepada masyarakat internasional. Dengan terpilihnya sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini, saya mengharapkan Indonesia berperan lebih besar di dunia internasional.
Indonesia dan Jepang adalah mitra strategis yang berbagi nilai-nilai dasar sama serta bekerja bersama untuk menangani isu regional dan global. Masyarakat kedua negara terhubung melalui persahabatan dan memiliki keterikatan kuat dari hati ke hati serta saling membantu pada saat sulit. Hal ini terbukti ketika terjadi gempa bumi di perairan Sumatera pada 2004 dan gempa bumi di Jepang pada 2011. Saat itu, kedua negara langsung menyatakan memberikan bantuan.
Tahun ini, kita merayakan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara dan sedang menyelenggarakan berbagai peringatan. Yang penting adalah jangan sampai peringatan 60 tahun ini dijadikan sebagai pesta yang sementara, tetapi membantu kita terus maju guna memperkuat hubungan kerja sama. Kali ini saya mengunjungi Indonesia dengan tekad kuat agar dapat memastikan langkah-langkah berikutnya bagi kedua negara.
Bagaimana Jepang melihat gagasan Indo-Pasifik yang diajukan oleh Indonesia? Bagaimana gagasan itu dihubungkan dengan konsep ”Strategi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka” yang digagas oleh Jepang?
Saya memahami, sejak terbentuknya pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia mencanangkan konsep ”Poros Maritim Dunia” dan aktif berupaya mempromosikan diplomasi maritim, keamanan maritim, serta penguatan konektivitas maritim di bawah konsep itu. Jepang sangat mengapresiasi inisiatif ini sebagai upaya kondusif bagi perdamaian, kestabilan, dan kemakmuran wilayah.
Jepang juga mendorong ”Strategi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka”. Tujuan strategi ini adalah menjadikan wilayah itu sebagai ”aset publik internasional”, yang dapat membawa kestabilan dan kemakmuran secara adil bagi setiap negara, dengan menjaga dan memperkuat tatanan maritim yang bebas serta terbuka berdasarkan penegakan hukum di wilayah Indo-Pasifik.
Konsep Indo-Pasifik yang dicanangkan Indonesia menitikberatkan pada sentralitas dan kesatuan ASEAN, penegakan hukum, kebebasan pelayaran, tatanan inklusif yang bebas dan terbuka, transparansi, penguatan konektivitas, serta promosi perdagangan bebas. Hal-hal itu memiliki kesamaan nilai dengan ”Strategi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka” yang digagas Jepang. Maka, saya yakin, kita dapat bekerja sama mempromosikan konsep masing-masing.
Strategi Jepang adalah mendukung sentralitas dan kesatuan ASEAN. Saya ingin merealisasikan kerja sama, terutama di bidang maritim, dengan bekerja sama erat dengan Indonesia dan negara-negara ASEAN lain untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan penegakan hukum.
Pembangunan dan pembenahan infrastruktur Pelabuhan Patimban (Jawa Barat), kerja sama pembangunan pulau-pulau terluar, kerja sama peningkatan kemampuan menjalankan hukum maritim dengan Badan Keamanan Laut RI, dan lain-lain ialah contoh kerja sama nyata dan baik di bawah strategi ini.
Bagaimana pandangan Jepang terhadap perkembangan terakhir di Semenanjung Korea serta pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un?
Pertemuan bilateral tingkat kepala negara antara AS dan Korut beberapa waktu lalu merupakan pertemuan bersejarah. Saya sangat menghargai kepemimpinan Presiden Trump demi terselenggaranya pertemuan itu.
Saya menganggap, adalah sesuatu yang penting bagi Kim Jong Un menjanjikan ”denuklirisasi sepenuhnya” di Semenanjung Korea kepada Trump secara langsung dalam dokumen yang ditandatanganinya. Saya berpikir, pembicaraan untuk menciptakan saling percaya akan dimulai lewat pertemuan tingkat kepala negara itu setelah situasi tak bersahabat akibat uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik.
Jepang akan meneruskan kerja sama dengan AS dan Korsel lebih erat ataupun dengan masyarakat internasional, termasuk Indonesia, untuk mewujudkan ”denuklirisasi sepenuhnya” di Semenanjung Korea yang merupakan tujuan bersama masyarakat internasional. Demi tujuan ini, Jepang tetap mendesak Korut agar melaksanakan menyeluruh resolusi Dewan Keamanan PBB. Posisi dan kebijakan Jepang tetap sama, yaitu mewujudkan perdamaian sesungguhnya di Asia Timur Laut.
Trump juga telah menyampaikan langsung dan jelas kepada Kim Jong Un, pendapat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terkait penculikan warga Jepang oleh Korut yang merupakan isu terpenting bagi Jepang. Meskipun demikian, Jepang harus berhadapan langsung dengan Korut dan menyelesaikan masalah ini di antara kedua negara sesegera mungkin dengan dukungan masyarakat Indonesia. (ATO)