BERLIN, SELASA Kanselir Jerman Angela Merkel akhirnya tunduk pada ancaman mitra koalisinya dari Uni Sosial Kristen untuk memperketat kebijakan soal imigran, Selasa (3/7/2018), di Berlin, Jerman.
Menteri Dalam Negeri asal Uni Sosial Kristen (CSU), Horst Seehofer, sebelumnya mengancam akan mengundurkan diri dari jabatannya dan keluar dari koalisi dengan partai Merkel, Uni Demokrat Kristen (CDU), jika Merkel tidak mengubah kebijakannya terkait imigran.
Ancaman ini membuat Merkel ”tunduk” karena, jika koalisi CDU-CSU yang sudah berlangsung selama 70 tahun pecah, hal itu akan menimbulkan krisis baru yang lebih berat.
Koalisi pemerintahan yang sudah berjalan sekitar tiga bulan itu terbentuk dengan susah payah, setelah kemenangan CDU dalam pemilu pada September 2017. Koalisi CDU-CSU dengan Partai Sosialis Demokrat (SPD) akhirnya terbentuk 6 bulan kemudian, setelah dalam negosiasi Merkel memberikan konsesi yang sangat besar terhadap SPD, termasuk jabatan menteri keuangan.
Meski CDU dan CSU telah mencapai kesepakatan, SPD masih harus memberikan persetujuan terkait kebijakan imigran. Para anggota parlemen dari SPD kemarin berkumpul untuk mempelajari kebijakan itu.
”Setelah selama berminggu-minggu diisi dengan perkelahian, ultimatum, dan saling ancam, kubu konservatif setidaknya telah meletakkan telurnya. Apakah nanti akan menetas atau tidak, kita lihat,” kata Wakil Ketua SPD Ralf Stegner.
Kebijakan yang dipegang SPD selama ini adalah pro imigran dan menolak upaya yang mempersulit perolehan suaka. Namun, sejumlah pengamat memprediksi SPD akan lebih realistis melihat perkembangan politik di Eropa saat ini ketika sentimen anti-imigran menguat.
”SPD sudah menyatakan ingin mempercepat proses ini. Ini merupakan solusi yang realistis dan SPD bisa menyetujuinya,” kata Sekretaris Jenderal CDU Annegret Kramp-Karrenbauer.
Pengetatan perbatasan
Merkel dan Seehofer sepakat memperketat kontrol migran di perbatasan, antara lain dengan membangun ”pusat-pusat transit” di perbatasan untuk mempercepat proses validasi para pencari suaka ilegal ataupun yang telah tercatat namanya di tempat-tempat pendaftaran yang berada di Eropa. Jika permintaan suaka ditolak, mereka akan langsung dipulangkan ke negara-negara Uni Eropa yang pertama kali menerima mereka. Dari sini, mereka akan diproses untuk dipulangkan ke negara asal.
Kesepakatan ini langsung dikecam oleh kelompok HAM di Jerman dan Partai Hijau yang menyebut pemerintahan Merkel ”telah mengabaikan kompas moral”. Partai Hijau mendesak SPD untuk menolak kesepakatan ini.
(AFP/REUTERS/MYR)