TOKYO, MINGGU - Jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor di Jepang telah mencapai 73 orang. Selain itu, puluhan orang lagi belum diketahui nasibnya.
Jumlah korban meninggal yang ditemukan pada Minggu (8/7/2018) melonjak tajam dibandingkan dengan hari sebelumnya. Perdana Menteri Shinzo Abe mengingatkan, upaya pertolongan ”berkejaran dengan waktu” karena masih banyak orang yang hilang. ”Ada banyak orang yang nasib mereka belum diketahui,” ujar Abe setelah melakukan pertemuan darurat.
Pemerintah sampai Minggu masih menyatakan korban tewas adalah 57 orang, tetapi media setempat menyebutkan 73 orang. Sebanyak 50.000 penolong, termasuk militer dan polisi, diterjunkan untuk membantu warga.
Hujan deras yang mengguyur Jepang tengah dan barat sejak pekan lalu mengakibatkan banjir dan longsor di sejumlah tempat. Pemerintah meminta warga yang rumahnya dikepung banjir agar mengungsi.
Banyak warga yang mencoba bertahan, tetapi akhirnya mengungsi. Diperkirakan ada lebih dari dua juta orang terdampak oleh bencana. Sejumlah desa dikepung air sehingga warga harus bertahan di atap-atap rumah.
Pada hari Minggu, badan meteorologi mengeluarkan peringatan waspada tingkat tinggi untuk dua wilayah baru.
Warga yang selamat merasa ketakutan menyaksikan begitu derasnya air di sekitar mereka. ”Saya berada di dalam mobil dan banjir besar menerjang ke arah saya. Saya terkepung di jalan, dari depan dan belakang,” kata Yuzo Hori (62).
Bencana akibat banjir dan tanah longsor kali ini merupakan yang terburuk sejak tahun 2014. Saat itu, 74 orang tewas di wilayah Hiroshima.
Sejak pekan lalu
Hujan lebat telah mengguyur sejak pekan lalu. Namun, kondisi terburuk terjadi pada Kamis silam saat datang angin topan dan hujan deras yang menyebabkan longsor. Seorang pekerja konstruksi terbawa gelombang banjir di wilayah barat. Sejak itu, operasi pertolongan sulit dilakukan, sementara warga yang putus asa meminta bantuan lewat Twitter.
Di kota Mihara, selatan Hiroshima, hujan melumpuhkan kegiatan warga. Jalan-jalan raya berubah menjadi sungai lumpur. Di tepi jalan, terlihat mobil-mobil terendam. ”Semua menjadi lautan,” ujar Nobue Kakumoto (62), warga yang sudah lama tinggal di wilayah itu.
Mutsunari Imawaka, juru bicara kantor manajemen bencana Hiroshima, mengatakan, sampai Minggu pagi, sekitar 1.000 orang meminta pertolongan. Dia belum mengetahui gambaran lengkap dari bencana yang terjadi. ”Kami bekerja keras untuk menolong secepatnya,” katanya.
Di bagian timur Prefektur Okayama, petugas mengevakuasi ratusan orang, termasuk anak-anak dan orang tua dari rumah sakit dengan menggunakan helikopter. (AFP/REUTERS/RET)