KAIRO, KOMPAS -- Di tengah santernya berita sejumlah negara Arab membangun hubungan rahasia dengan Israel, negara Eropa justru memboikot Israel. Parlemen Irlandia pada Rabu (11/7/2018) malam lalu mengesahkan undang-undang yang melarang impor semua jenis komoditas produksi wilayah permukiman Yahudi di tanah Palestina.
UU tersebut mengatur sanksi kepada setiap orang yang mengimpor atau membantu impor atau menjual semua jenis komoditas produksi wilayah permukiman Yahudi di tanah Palestina tahun 1967. UU menegaskan pula, akan memberi sanksi kepada semua orang yang terlibat langsung atau membantu mengeksploitasi kekayaan wilayah Palestina dan teritorial lautnya.
Parlemen Irlandia mengesahkan undang-undang yang melarang impor semua jenis komoditas produksi wilayah permukiman Yahudi di tanah Palestina.
Tokoh PLO, Hanan Ashrawi, memuji sikap politik Irlandia tersebut dan berharap negara Eropa lain mengikuti jejak Irlandia. Ashrawi menyebut, sikap parlemen dan pemerintah Irlandia menunjukkan kuatnya hubungan historis antara rakyat Palestina dan rakyat Irlandia.
Sebaliknya, Israel sangat marah terhadap kebijakan Irlandia itu. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menyerukan agar Kedutaan Besar Israel di Dublin, ibu kota Irlandia, ditutup.
Sebelumnya pada Desember lalu, penyanyi asal Selandia Baru, Lorde (21), juga memutuskan membatalkan konser di Tel Aviv, Israel, yang sedianya digelar pada Juni silam. Lorde memutuskan membatalkan konser setelah banyak menerima pesan dan saran melalui media sosial di Selandia Baru.
Pada Awal juni, bintang sepak bola asal Argentina, Lionel Messi, juga menggalang pembatalan pertandingan persahabatan timnas Argentina melawan Israel di Jerusalem. Sikap Messi dan kawan-kawannya merupakan aksi solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Viralnya berita boikot Irlandia terhadap Israel, serta pembatalan konser Lorde dan pertandingan Argentina di Israel, justru berlawanan arah dengan kecenderungan sejumlah negara Arab yang membangun hubungan rahasia dengan Israel.
Delegasi militer Uni Emirat Arab (UEA) pada awal Juli lalu diberitakan melakukan kunjungan rahasia ke Israel untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan pesawat tempur tercanggih buatan AS saat ini, F-35, yang dimiliki Israel.