JAKARTA, KOMPAS — Indonesia menawarkan Uganda untuk membeli produk-produk RI. Bagi pembiayaannya, Uganda bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh Eximbank Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, tawaran itu merupakan salah satu pembicaran dengan Wakil Perdana Menteri Uganda Kirunda Kivejinja. ”Indonesia gencar membuka pasar baru di Afrika,” ujar Retno di sela-sela menerima Kivenjiva, Selasa (24/7/2018), di Jakarta.
Uganda merupakan salah satu mitra dagang potensial Indonesia di Afrika. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Uganda pada 2017 mencapai 34,34 juta dollar AS, naik dari 22,11 juta dollar AS pada 2016.
Uganda pernah menyatakan berminat pada produk persenjataan Indonesia. Minat itu antara lain dinyatakan di sela-sela Indonesia-Afrika Forum 2018 di Bali, beberapa bulan lalu. Karena itu, Retno kembali menyinggung hal tersebut kala menerima Kivejinja.
Uganda memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dan tren perdagangan kedua negara terus meningkat dalam lima tahun terakhir.
Indonesia juga membidik kesempatan kerja sama ekonomi yang lebih luas dengan kawasan Afrika timur. Untuk itu, Indonesia mengusulkan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan East African Community (EAC). ”Dukungan Kivejinja dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Menteri Negara Anggota Afrika Timur (Chairman of East African Community Council of Ministers) sangat vital,” kata Retno.
Peluang kerja sama infrastruktur dengan Uganda cukup besar. Untuk itu, Retno akan mendorong BUMN Indonesia membahasnya lebih terperinci dengan Uganda. Pemerintah akan menyediakan forum untuk itu lewat Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue pada Agustus 2019. Uganda diharapkan hadir dalam forum itu.
Retno menawarkan pula kerja sama teknis untuk memperkuat kemampuan Uganda. Sektor yang ditawarkan adalah pertanian, perikanan, kehutanan, dan UMKM. (*)