LONDON, KAMIS - Menjelang batas waktu negosiasi Brexit pada Oktober, Inggris menegaskan tidak akan beranjak lagi dari proposal Brexit yang disebut dengan Chequers. Jika tawaran tidak diterima Brussels, Inggris bersiap mengakhiri perundingan tanpa kesepakatan.
Sebaliknya, Brussels menganggap Inggris masih terus menggunakan taktik pilih-pilih (cherry picking), yaitu menginginkan keuntungan, tetapi menolak konsekuensi yang menyertainya. Uni Eropa (UE) juga sudah mengingatkan anggotanya tentang kemungkinan berakhirnya perundingan tanpa kesepakatan.
Juru runding Brexit, Dominic Raab, mengatakan, rencana Chequers merupakan ”upaya terakhir” Inggris untuk meraih kesepakatan dengan UE. Raab merupakan pengganti Menteri Urusan Brexit David Davis yang mengundurkan diri pada awal Juli. ”Kami telah terikat dengan perundingan sampai akhir Oktober 2018. Inilah tawaran terakhir Inggris,” ujar Raab kepada komisi di parlemen.
Matang
Menurut dia, Inggris telah sampai pada tahap perundingan yang ”matang”. ”Ini bukan lagi tawaran pembuka. Apa yang kami tawarkan sudah sangat maju dan dipikirkan secara matang. Kami akan melakukan negosiasi berdasarkan ini,” kata Raab yang meminta rakyat Inggris mulai menumpuk bahan makanan sebagai antisipasi seandainya kesepakatan tak tercapai
Namun, Raab mengakui, sampai saat ini Inggris belum menerima jaminan dari UE bahwa rencana itu bisa diterima.
Untuk menunjukkan keseriusan bahwa Inggris akan maju terus dengan rencana Brexit, terlepas ada atau tidak ada kesepakatan dengan UE, Menteri Perdagangan Internasional Liam Fox kemarin menyatakan akan secepatnya menjajaki kesepakatan perdagangan bebas dengan AS. Pembicaraan formal dilangsungkan begitu Inggris keluar dari UE pada 29 Maret 2019.
Dalam kunjungan ke Inggris pertengahan Juli, Trump mengecam rencana Brexit Inggris yang dinilainya masih dalam kendali Brussels. Trump, yang mendukung Inggris melakukan hard Brexit, memuji mantan Menlu Inggris Boris Johnson yang dianggapnya ”pantas menjadi perdana menteri”. Trump juga mengancam akan membatalkan rencana kerja sama perdagangan dengan Inggris jika cetak biru Brexit seperti saat itu.
Sejumlah pejabat UE prihatin bahwa Inggris masih terus mendesakkan keinginannya dengan pendekatan pilih-pilih. Misalnya saja, Inggris ingin memperoleh keleluasaan dalam masalah bea cukai seperti yang dinikmatinya saat ini, tetapi tidak mau menerima persyaratan soal ”pergerakan bebas warga UE” yang merupakan salah satu dari empat prinsip dasar kebebasan organisasi itu.
Batu ganjalan perundingan Inggris-UE adalah masalah perbatasan Irlandia Utara. UE menginginkan persoalan itu terlebih dulu tuntas dibahas sebelum perundingan mengenai hubungan perdagangan dimulai. Namun, Inggris menginginkan perundingan perbatasan dan perdagangan menjadi ”satu paket”.