Legislator independen dan partai kecil diajak berembuk. Belasan partai membentuk barisan untuk memprotes hasil pemilu Pakistan. Pengamat menilai pemilu tak sebaik tahun 2013.
Islamabad, sabtu Setelah hasil pemilu Pakistan diumumkan pada Jumat (27/7/2018) lalu, Pemimpin Partai Tehreek-e-Insaf Imran Khan mulai melangkah membentuk koalisi pemerintah. Partai yang dinyatakan menang itu mengajak legislator independen dan partai kecil untuk berunding. Pada saat yang sama, gugatan terhadap dugaan kecurangan masih berlanjut.
Juru bicara Partai Tehreek- e-Insaf (PTI), Faisal Javed, Sabtu (28/7/2018), mengatakan, Khan sudah membuka pembicaraan pembentukan koalisi. Yang pertama adalah dengan kandidat independen. ”Kami cukup banyak di majelis nasional ...pembicaraan akan berlangsung juga dengan MQM,” katanya.
MQM merupakan kependekan Muttahida Qaumi Movement. Partai ini mendominasi kekuatan di kota besar Karachi dan mendapat enam kursi dalam pemungutan suara yang berlangsung Rabu lalu.
Menurut Komisi Pemilihan Umum, PTI meraih 116 kursi dari total 272 kursi parlemen. Jumlah suara itu membuat PTI harus merangkul kekuatan lain agar dapat membentuk pemerintahan. Syarat mendapatkan mayoritas sederhana guna membentuk pemerintahan adalah partai mengantongi minimal 137 suara.
Kendati sudah diprediksi menang oleh sejumlah jajak pendapat, perolehan PTI cukup mengejutkan, jauh melampaui pesaing utama Partai Liga Muslim- Navaz (PML-N) yang berada di urutan kedua dengan 64 kursi. Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang mengandalkan kebesaran Bhutto meraih 43 kursi.
Juru bicara lain dari PTI, Fawad Chaudhry, menggarisbawahi hasil pemilu ini sebagai akhir pemerintahan dinasti yang sudah berlangsung sekian dekade. Di luar militer, penguasa Pakistan adalah dinasti Bhutto dan Sharif.
Protes hasil
Dua partai besar—PML-N dan PPP—menyatakan tidak menerima hasil pemilu dengan alasan terjadi kecurangan. Belasan partai lain yang menyebut sebagai Konferensi Seluruh Partai (APC) berjanji memprotes hasil pemilu. Sejumlah unjuk rasa juga terjadi di sejumlah kota, seperti Karachi dan Charsadda.
Namun, kelompok yang menolak hasil pemilu terpecah dalam menyikapi langkah yang hendak ditempuh. PML-N, misalnya, menyatakan tak akan memboikot parlemen baru.
Ketua PML-N Shehbaz Sharif mengaku ”sakit hati” dengan pembunuhan anggota partainya di Mansehra. Saudara mantan PM Nawaz Sharif ini tidak menyebut kapan pembunuhan terjadi. Imran Khan menawarkan dilakukannya investigasi terhadap penyimpangan pemilu.
Pengamat pemilu dari Uni Eropa menyatakan, proses pemilu ”tidak sebaik” tahun 2013. Masa kampanye, menurut pengamat UE, kurang setara di antara partai-partai.
UE menegaskan, sejumlah partai tidak diuntungkan. AS juga memberikan kesimpulan senada atas pelaksanaan pemilu Pakistan.
Banyak tantangan
PTI mengharapkan koalisi bisa terbentuk dalam dua pekan. Dengan demikian, Khan bisa dilantik pada 14 Agustus, bertepatan dengan hari kemerdekaan Pakistan.
Banyak tantangan yang harus dihadapi pemimpin baru dari negara berpenduduk 207 juta jiwa ini. Hasil kemenangan Khan dicurigai berkat campur tangan militer.
Dari segi keamanan, Khan harus menghadapi kelompok-kelompok ekstrem. Dalam hal ekonomi, dia harus membenahi krisis yang sedang mendera negara itu. (AFP/AP/REUTERS/RET)