beijing, Rabu Beijing, Rabu (1/8/2018), menyatakan siap melakukan pembalasan jika Pemerintah Amerika Serikat kembali menerapkan tarif impor terhadap produk China. Peringatan ini dikeluarkan setelah muncul pemberitaan yang menyebutkan Washington merencanakan meningkatkan jumlah jenis barang asal China yang dikenai tarif oleh AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menyatakan, Beijing selalu siap berdialog dengan pihak AS untuk meredakan tensi perselisihan di antara kedua negara. Namun, hal itu tidak berarti Beijing akan tinggal diam sekiranya Washington mengambil langkah-langkah lanjutan terkait tarif.
”Jika AS memilih memanaskan situasi, China sudah pasti akan melawannya,” kata Geng tanpa menyebutkan detail perlawanan itu. ”Kami memiliki hak untuk mengamankan hak-hak dan kepentingan-kepentingan kami.”
Washington memberlakukan tarif senilai 25 persen terhadap barang-barang asal China yang nilainya mencapai 34 miliar dollar AS mulai 6 Juli lalu. Hal itu dinyatakan Washington sebagai bentuk protes atas tindakan Beijing yang dinilai mencuri hak-hak intelektual para produsen AS. Beijing juga dituduh telah menekan perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di China agar mentransfer teknologi ke negara itu.
Terhadap penerapan tarif, Beijing mengaku tidak akan tinggal diam dan siap membalas atas barang-barang asal AS. Nilainya diperkirakan juga setara atas nilai tarif yang diberlakukan AS terhadap China.
200 miliar dollar AS
Bloomberg News, kemarin, melaporkan, dengan mengutip tiga sumber, bahwa otoritas AS merencanakan menambah jumlah barang yang dikenai tarif. Nilai barang-barang China
yang disasar bakal mencapai 200 miliar dollar AS. Hal ini ditempuh melalui kebijakan penerapan tarif baru yang naik 10 persen dari rencana sebelumnya.
Dilihat dari sasaran penerapan tarif oleh AS itu, maka bakal ada ribuan jenis barang asal China yang terkena. Produk-produk ini mencakup makanan dan minuman, barang kimia, serta baja dan aluminium. Produk konsumsi, seperti makanan anjing, furnitur, karpet, ban mobil, sepeda, sarung tangan bisbol, dan aneka produk kecantikan, juga termasuk yang kena tarif.
Geng tidak menunjukkan indikasi apakah kedua pemerintah tengah menyiapkan atau merencanakan negosiasi lanjutan terkait kerja sama perdagangan. Hingga berita ini ditulis belum ada tanggapan dari Pemerintah AS, termasuk Kementerian Perdagangan, terkait hal itu. Menurut salah satu sumber di pemerintahan AS, paling cepat pengumuman ataupun penerapan tarif akan dilakukan pertengahan pekan ini.
Meski demikian, dikabarkan, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He telah menjalin komunikasi. Materi pembicaraan mereka adalah negosiasi lanjutan.
China menuntut persamaan kedudukan dan hasil negosiasi yang saling menguntungkan masing-masing pihak.
”Saya harus menekankan bahwa negosiasi itu harus digelar dengan dasar saling menghormati dan kesamaan kedudukan. Ancaman-ancaman unilateral dan tekanan hanya akan menghasilkan sesuatu yang kontraproduktif,” kata Geng.