Di tengah perang dingin, pemimpin lima negara Asia Tenggara mencoba meneguhkan identitas dan tidak mau terseret konflik negara besar. Setelah serangkaian pertemuan, pada 8 Agustus 1967, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina menandatangani Deklarasi Bangkok. Penandatangan itu menjadi penanda kelahiran organisasi negara-negara Asia Tenggara yang dikenal sebagai ASEAN.
Meski disebut organisasi negara-negara Asia Tenggara, baru lima dari 10 negara di kawasan itu yang menjadi anggota ASEAN. Vietnam masih sibuk berperang. Sementara Kamboja masih menata diri dan terimbas perang Vietnam. ASEAN baru lengkap beranggota 10 negara Asia Tenggara sejak tahun 1999 setelah Kamboja diterima sebagai anggota.
Fakta hanya beranggota lima dari 10 dari negara Asia Tenggara tidak menyurutkan keinginan ASEAN menjadikan Asia Tenggara menjadi zona netral. Pada tahun 1971, ASEAN mendeklarasikan Asia Tenggara sebagai zona damai, bebas, dan netral (ZOPFAN). Deklarasi itu tidak mudah karena di Vietnam masih ada pangkalan militer Uni Soviet sampai tahun 1990 dan Amerika Serikat punya pangkalan militer di Filipina sampai tahun 1992.
Setelah serangkaian pertemuan, pada 8 Agustus 1967, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina menandatangani Deklarasi Bangkok.
Bahkan, konsep ZOPFAN menghadapi tantangan kala Vietnam menginvasi Kamboja pada tahun 1978. Invasi atas undangan pembelot Khmer Merah itu menggulingkan rezim Khmer Merah yang berkuasa sejak 1975. ASEAN menyikapi invasi itu dengan menggalang kampanye internasional untuk menolaknya. ASEAN terus terlibat dalam upaya perdamaian Kamboja. Atas nama ASEAN, Indonesia menggelar dua kali Jakarta Informal Meeting yang menjadi proses penting bagi perdamaian Kamboja. Pada tahun 1991, pasukan Vietnam keluar dari Kamboja dan faksi bertikai di Kamboja sepakat berdamai.
Tantangan lain terhadap ZOPFAN adalah sengketa Laut China Selatan. Sikap resmi ASEAN soal Laut China Selatan dikeluarkan pertama kali pada tahun 1992. Butuh 10 tahun ASEAN dan China akhirnya sepakat membahas kode tata perilaku.
Sembari menyelesaikan itu, ASEAN terus menguatkan diri sebagai organisasi kawasan yang netral, aman, damai, dan fokus untuk kesejahteraan semua pihak. (RAZ)