TEHERAN, RABU -- Ulama senior Iran, Ahmad Khatami, memperingatkan, jika Amerika Serikat menyerang Iran, AS dan sekutunya, Israel, akan menjadi target Iran. ”Perang kata-kata” antara AS dan Iran makin meningkat setelah AS menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Khatami juga mengatakan kepada jemaah yang menghadiri shalat Idul Adha, Rabu (22/8/2018), di Teheran, Iran, bahwa tawaran berunding Presiden Donald Trump dengan para pemimpin Iran tidak dapat diterima. Khatami mengatakan, Trump menginginkan Iran mengakui program rudal nuklirnya.
”Amerika mengatakan, Anda harus menerima apa yang kami katakan dalam perundingan. Jadi, ini bukan negosiasi, melainkan kediktatoran. Republik Islam Iran akan berdiri melawan kediktatoran,” kata Khatami, seperti dikutip kantor berita Mizan.
”Harga perang dengan Iran sangat mahal bagi Amerika. Mereka tahu, jika mereka mengganggu Iran, Amerika Serikat dan sekutu utamanya, Israel, akan menjadi sasaran,” ujar Khatami.
Iran mengatakan, mereka bisa menarget kota-kota Israel dengan rudal jika terancam. Iran juga memiliki proksi di kawasan tersebut, termasuk kelompok Hezbollah Lebanon.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Selasa lalu bahwa kecakapan militer Iran yang menghalangi Washington untuk menyerang Iran. Rouhani pun bertekad untuk meningkatkan kekuatan militer Iran.
Sebelumnya, pemerintahan Trump memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran setelah AS menarik diri dari Kesepakatan Nuklir 2015. AS mengatakan kesepakatan itu terlalu lunak bagi Iran dan tidak akan menghentikan pengembangan program senjata nuklir Iran.
Washington memberlakukan sanksi baru pada bulan ini dan menarget industri mobil Iran, perdagangan emas dan logam mulia lainnya, serta pembelian dollar AS. Trump mengatakan, AS akan mengeluarkan sanksi yang lebih keras pada November yang menarget penjualan minyak Iran dan sektor perbankan.
Tekanan maksimum
Penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, mengatakan, Trump ingin memberikan tekanan maksimum kepada Iran. ”Seharusnya tidak ada keraguan bahwa Amerika Serikat menginginkan ini diselesaikan secara damai, tetapi kami sepenuhnya siap untuk setiap kemungkinan yang dibuat Iran,” kata Bolton.
Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri menyebutkan, AS dan Israel yang merupakan ”musuh bebuyutan Republik Islam Iran” telah menciptakan masalah ekonomi. Namun, Iran akan mengatasinya dengan bantuan sekutunya dan ”diplomasi cerdas”.
”Ekspor minyak Iran dan pendapatan dari ekspor minyak stabil. Kami tidak memiliki masalah dalam menyediakan barang-barang pokok untuk warga Iran,” kata Jahangiri, seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA.
Sejumlah unjuk rasa terjadi di Iran dalam beberapa bulan terakhir karena harga-harga yang tinggi, upah yang tidak dibayar, pengangguran, dan pemadaman listrik.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menolak tawaran Trump untuk melakukan perundingan tanpa syarat mengenai kesepakatan nuklir baru. Hal tersebut memicu reaksi Trump dalam wawancara Senin lalu: ”Jika mereka ingin bertemu, itu bisa saja, dan jika mereka tidak ingin bertemu, saya juga tidak peduli.” (REUTERS)