Ketika Perdana Menteri Hailemariam Desalegn mengundurkan diri pada Februari lalu, setelah menerapkan keadaan darurat menyusul gelombang protes anti-pemerintahan oleh dua kelompok etnis terbesar sejak akhir tahun 2015, banyak orang khawatir, Etiopia bakal menjadi negara yang kolaps dan dilanda perang saudara. Mundurnya Desalegn membuka jalan bagi Abiy Ahmed (42) untuk memimpin Etiopia.
Abiy, pemimpin Etiopia pertama dari warga Oromo, kelompok etnis terbesar di Etiopia, mulai bekerja sebagai perdana menteri pada April lalu. Ia harus membereskan negaranya yang selama bertahun-tahun dilanda pertikaian serta keadaan ekonomi yang berantakan.
Dalam jumpa pers pertamanya sejak menjabat perdana menteri, Sabtu (25/8/2018), Abiy menjanjikan akan menyiapkan mekanisme demokrasi untuk menjamin sirkulasi kekuasaan melalui pemilihan umum. Ia berencana menggelar pemilihan umum yang demokratis pada tahun 2020.
Bukan itu saja, Abiy juga menjanjikan akan memberi ruang lebih banyak kepada oposisi kendati tak ada satu pun perwakilannya di parlemen. ”Mimpi dan ambisi saya adalah mengadakan pemilu yang demokratis. Kalau tidak demikian, legitimasi apa yang dimiliki pejabat tanpa mandat lewat pemilu,” kata Abiy.
Dia berjanji melakukan transfer kekuasaan secara damai jika kelak dia kalah dalam pemilu. Dalam kesempatan itu, Abiy juga mengungkapkan adanya bantuan anggaran sebesar 1 miliar dollar AS yang disediakan Bank Dunia dalam beberapa bulan mendatang.
Bantuan ini, kata Abiy, merupakan sinyal kepercayaan terhadap Etiopia yang kini relatif aman setelah bertahun-tahun bergolak. ”Ini berkat reformasi yang berjalan baik di sini,” lanjutnya.
Pujian warga
Bagi sebagian besar warga Etiopia, Abiy dipandang sebagai sosok pemimpin baru yang mendatangkan harapan baru. ”Beruntung kami mendapatkan Abiy,” kata Abel Wabela, seorang insinyur mantan karyawan maskapai Ethiopian Airlines.
Pujian serupa dilontarkan Mula Geta, warga Etiopia yang tinggal di Tel Aviv, Israel. ”Untuk negara seperti Etiopia, Abiy adalah satu di antara sejuta. Dia merupakan pemimpin paling hebat yang pernah ada di Afrika,” kata Geta, sebagaimana dikutip CNN.
Wabela dan Geta, yang kini bermukim di Amerika Serikat, merupakan bagian dari 251.000 lebih diaspora Etiopia. Banyak di antara warga yang tinggal di negara itu menaruh harapan besar terhadap kepemimpinan Abiy Ahmed yang di luar dugaan melakukan sejumlah langkah besar.
Rekonsiliasi dengan tetangga
Salah satu hal yang pertama dilakukan Abiy adalah menjalin hubungan baru dengan negara tetangga, Eritrea, yang selama dua dekade tak mempunyai hubungan diplomatik dan bahkan bermusuhan. Abiy juga melepas ribuan narapidana politik yang oleh rezim sebelumnya dianggap mengganggu.
Mengutip PBB, ada sekitar 2,8 juta warga Etiopia yang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya akibat kerusuhan selama bertahun-tahun. ”Namun, dengan reformasi, hal ini tidak terjadi,” kata Abiy.
Tidak seperti para pemimpin sebelumnya, Abiy memeluk politisi di depan umum, melakukan swafoto dengan para pengagumnya. Abiy, yang berasal dari suku Oromo, mengirim pesan bagi kelompok-kelompok etnik: ”Turunkan tembok, bangun jembatan”.
Dalam bidang ekonomi, secara parsial pemerintah melakukan privatisasi terhadap sejumlah perusahaan besar milik pemerintah, termasuk telekomunikasi. Reformasi yang dia lakukan mendapat pujian dari komunitas internasional serta menarik investor.
”Abiymania”
Kendati masih banyak sisa persoalan yang membentang, sosok pemimpin yang relatif muda itu begitu dielu-elukan. Terbukti ketika dia melakukan pertemuan untuk warganya di Minneapolis, AS, Juli lalu, suasana begitu penuh gairah.
”Orang-orang menangis, menyaksikan impian terwujud,” ucap Gutama (28), seorang ilmuwan laboratorium medis. Sekitar 20.000 warga Ethiopia memadati arena tempat Abiy berpidato.
”Abiymania” terasa di ibu kota Addis Ababa lewat berbagai simbol. Banyak taksi yang menempelkan stiker bergambar pemimpin muda ini. Di media sosial Whatsapp dan Facebook banyak yang memasang foto Abiy sebagai gambar profil.
Seorang penjual T-shirt mengatakan, dalam enam pekan terakhir, dirinya berhasil menjual kaus bergambar Abiy sebanyak 20.000 potong.
Juni lalu, diperkirakan empat juta orang menghadiri kampanye Abiy. Tom Gardner, wartawan Inggris yang tinggal di Addis Ababa, mengatakan, sedemikian menggebunya masyarakat terhadap sosok ini, kecintaan mereka sampai terasa berlebihan.
”Orang membicarakan secara terbuka melihat dia sebagai anak Tuhan atau seorang nabi,” ujarnya. (AFP/AP/REUTERS)