JAKARTA, KOMPAS Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia akan memasuki babak baru. Negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), sebagai kerangka kerja sama kedua negara yang akan menandai babak baru itu, ditargetkan tuntas akhir tahun ini.
Kemitraan ekonomi itu bakal mendongkrak hubungan perdagangan kedua negara dalam area yang luas, mulai dari mobil hingga peternakan, serta pelonggaran kontrol terhadap investasi dalam pelayanan, seperti pendidikan, di Indonesia.
”Kemitraan ekonomi yang kita upayakan untuk disimpulkan dan diformalisasi pada akhir tahun ini sudah disimpulkan untuk bagian-bagian formal negosiasinya. Manfaatnya akan dirasakan oleh anak-anak yang hari ini masih duduk di bangku sekolah di Indonesia dan Australia,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison dalam pernyataan bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8/2018).
Kunjungan Morrison ke Indonesia merupakan kunjungan kenegaraan pertamanya setelah dilantik menjadi PM Australia, 24 Agustus, menggantikan Malcolm Turnbull. Dalam pertemuan dengan Morrison, Presiden Jokowi antara lain didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Presiden menyatakan, pihaknya menegaskan komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan hubungan bilateral dengan Australia sebagai salah satu mitra penting Indonesia di kawasan. Ia menegaskan pentingnya keterbukaan ekonomi dan upaya memperkokoh hubungan ekonomi yang saling menguntungkan.
”Kami menyambut baik peningkatan hubungan dari comprehensive partnership menjadi comprehensive strategic partnership,” kata Presiden.
Negosiasi selesai
Secara terpisah, Enggartiasto mengatakan, negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA- CEPA) secara substansial sudah selesai. Selanjutnya, kedua pihak segera menyusun bahasa hukum sekaligus terjemahannya dalam dua bahasa untuk kemudian diselesaikan pada November 2018.
Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham, yang dikutip kantor berita Reuters, mengungkapkan, sekitar 90 persen—atau naik dari sebelumnya 85 persen—produk Australia yang diekspor ke Indonesia akan masuk tanpa bea masuk. Ia menyebut daging beku, sapi ternak, pakan ternak, susu, jeruk, dan lempeng baja sebagai contoh beberapa produk Australia yang akan mendapat fasilitas khusus sesuai negosiasi CEPA. (LAS)