Presiden Jokowi Bawa Misi Ekonomi ke Korea Selatan dan Vietnam
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo, Minggu (9/9/2018), memulai lawatan ke Seoul, Korea Selatan dan Hanoi, Vietnam. Dalam kunjungan kenegaraan kali ini, Kepala Negara membawa misi ekonomi ke Korea Selatan maupun Vietnam.
Rombongan Presiden Jokowi lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdankusuma, Jakarta pada pukul 12.20. Dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, Kepala Negara beserta rombongan terbang menuju Seoul, ibu kota Korea Selatan.
Sebelumnya, dalam pengantar rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat lalu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dan Vietnam merupakan kunjungan balasan. "Ini merupakan kunjungan balasan dari kunjungan Presiden Moon (Presiden Korea Selatan Moon Jae-in) tahun 2017 lalu,” kata Presiden.
Presiden Moon melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 9 November 2017. Kerja sama bisnis menjadi topik utama dalam pertemuan bilateral antara Jokowi dan Moon di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kala itu. Selain meningkatkan kemitraan strategis dengan penajaman akselerasi industrialisasi, peningkatan investasi serta perdagangan juga menjadi fokus pembicaraan kedua pemimpin negara tersebut.
Saya ingin pada kunjungan ini dibahas langkah-langkah yang konkret dan riil bagi peningkatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan.
Kerja sama ekonomi, khususnya investasi di bidang industri, juga direncanakan menjadi fokus bahasan dalam kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Seoul. Kepala Negara, bahkan, akan membahas langkah-langkah konkret bagi peningkatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan.
"Saya ingin pada kunjungan ini dibahas langkah-langkah yang konkret dan riil bagi peningkatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan,” tutur Presiden Jokowi dalam pengantar ratas.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, tahun ini merupakan tahun ke-45 Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Selatan. Karena itu, kunjungan kali ini juga bertujuan untuk memperkokoh hubungan antara Presiden Jokowi dan Presiden Moon.
Selain itu juga peningkatan hubungan antara generasi muda Indonesia dengan Korea Selatan. “Presiden ingin ada hubungan antara the millennials kedua negara. Jadi the millennials merupakan next generation yang akan menjadi engine bagi negara, sehingga Presiden ingin peningkatan kerja sama generasi muda kedua negara,” tutur Retno.
Hal yang tak kalah penting, kunjungan Presiden Jokowi juga membawa misi perdamaian. Kepala Negara akan memanfaatkan kunjungan ini untuk memberikan dukungan terhadap percepatan pencapaian perdamaian di Semenanjung Korea.
Berlanjut ke Hanoi
Menurut Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmudin, Presiden Jokowi diagendakan bertolak dari Seoul ke Hanoi pada Selasa (11/9/2018). Selain melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, di Hanoi Presiden Jokowi juga akan menghadiri Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan menjadi pembicara dalam forum internasional yang mengambil tema Kewirausahaan dan Revolusi Industri ke-4 tersebut.
Menlu Retno menyampaikan bahwa Presiden berkunjung ke Hanoi untuk memenuhi undangan pemerintah Vietnam yang sudah sejak lama disampaikan. Kerja sama ekonomi, terutama terkait perdagangan dan investasi, menjadi fokus bahasan dalam pertemuan Presiden dengan Perdana Menteri Vietnam.
Indonesia melihat Vietnam memiliki potensi yang sangat besar.
Indonesia melihat Vietnam memiliki potensi yang sangat besar. Vietnam merupakan negara dengan populasi terbesar ke-3 di Asia Tenggara, serta memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif bagus. Sudah sejak lama Indonesia melakukan investasi di Vietnam.
"Sehingga penguatan investasi-investasi Indonesia yang ada di Vietnam juga jadi fokus kunjungan Presiden ke Vietnam,” kata Retno.
Pada lawatan kali ini, Presiden Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, dan Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana. Kepala Negara dijadwalkan tiba kembali di Jakarta pada Rabu (12/9/2018). (LAS)