RIYADH, JUMAT - Maskapai-maskapai penerbangan Arab Saudi mulai merekrut perempuan warga negara itu untuk menjadi kopilot dan pramugari. Perekrutan ini menjadi babak baru emansipasi perempuan di negara kerajaan tersebut.
Ada dua maskapai penerbangan yang mengumumkan perekrutan itu, yakni Flyadeal dan Flynas. Flyadeal, salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah, lebih dulu mengumumkan lowongan bagi perempuan Arab Saudi untuk menjadi pramugari. Lowongan itu diumumkan Flyadeal awal pekan ini.
Langkah Flyadeal diikuti maskapai penerbangan berbiaya rendah lain, Flynas. Bahkan, Flynas membuka lowongan bagi perempuan Arab Saudi untuk posisi kopilot, selain untuk posisi pramugari. Dalam pernyataan resmi, Kamis (13/9/2018), Flynas mengumumkan, hampir 1.000 perempuan Arab Saudi mengirimkan lamaran untuk menjadi kopilot dalam 24 jam terakhir.
Flynas tidak mengumumkan berapa banyak pelamar untuk posisi pramugari. Tidak diumumkan pula apakah para pelamar itu pernah mendapat pendidikan penerbangan atau tidak.
”Flynas bersemangat memberdayakan perempuan Arab Saudi untuk berperan penting dalam transformasi kerajaan. Perempuan merupakan bagian penting dalam kesuksesan maskapai penerbangan,” demikian pernyataan resmi Flynas.
Industri penerbangan Arab Saudi sebenarnya tak tertutup bagi perempuan di negara itu. Namun, selama ini maskapai-maskapai Arab Saudi lebih banyak mempekerjakan perempuan dari negara lain sebagai awaknya. Salah satu penyebabnya, sampai sekarang perempuan Arab Saudi harus mendapatkan izin dari walinya jika akan bepergian. Walinya adalah ayah, saudara laki-laki, atau paman dari pihak ayah.
Kampanye HRW
Aturan keharusan mendapat izin wali itu pernah berlaku jika perempuan akan mengemudikan mobil. Sejak Juni 2018, perempuan Arab Saudi bebas mengemudikan sendiri kendaraannya. Pembebasan itu salah satu transformasi Arab Saudi yang didorong Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Banyak pihak, termasuk produsen mobil, merayakan pembebasan itu dengan membuat aneka iklan.
Namun, sejumlah pihak belum puas dengan perubahan di Arab Saudi. Lembaga Human Rights Watch (HRW) meluncurkan kampanye untuk mendorong produsen mobil ikut mendesak pembebasan perempuan penggiat HAM dari penjara Arab Saudi. HRW menggunakan tagar #StandwithSaudiFeminists.
HRW mengontak antara lain Nissan, Jaguar Land Rover, Hyundai, Ford, Volkswagen, Audi, General Motors, dan Renault untuk mendesak mereka agar bertindak terkait perempuan aktivis yang dipenjara Arab Saudi. ”Perusahaan-perusahaan itu harus bersuara untuk para perempuan, yang telah dipenjara secara tidak adil sembari menunggu pengadilan. Perempuan yang aktivitasnya selama bertahun-tahun telah menghasilkan pasar baru yang menarik bagi produsen mobil,” kata Sarah Leah Whitson, Direktur HRW Timur Tengah, Selasa (11/9).
Produsen mobil adalah salah satu pihak yang paling menikmati pembebasan perempuan Arab Saudi untuk mengemudi. Hingga 2020, diperkirakan 3 juta perempuan Arab Saudi akan mengemudi. Sejumlah perempuan penggiat HAM di kerajaan itu dipenjara, antara lain, karena mengampanyekan hak perempuan untuk mengemudikan mobil.
Sebagian perempuan itu ditahan menjelang aturan pembebasan mengemudi bagi perempuan diluncurkan. Mereka antara lain Loujain al-Hathloul, Aziza al-Yousef, Eman al-Nafjan, Nouf Abdelaziz, Mayaa al-Zahrani, Hatoon al-Fassi, Samar Badawi, Nassema al-Sadah, dan Amal al-Harbi. Otoritas Arab Saudi menuduh, mereka mempunyai hubungan mencurigakan dengan entitas asing, sementara media Arab Saudi melabeli mereka sebagai pengkhianat. HRW menyebut sedikitnya 9 orang masih ditahan. (AFP/REUTERS/RAZ)