ABUJA, KAMIS - Banjir yang melanda sejumlah tempat di Nigeria telah menewaskan 199 orang dan mengakibatkan ratusan ribu warga kehilangan tempat tinggal. Dikhawatirkan dampak banjir akan memicu berbagai penyakit, terutama kolera, yang dapat mengancam keselamatan warga.
Dinas Manajemen Darurat Nasional (NEMA), Kamis (27/9/2018), mengungkapkan data terbaru dampak banjir yang melanda 12 negara bagian sejak beberapa bulan lalu. Sebanyak 826.043 orang terdampak dengan 286.119 warga di antaranya menjadi tunawisma. Jumlah ini diperkirakan meningkat mengingat hujan diprediksi turun lebih banyak beberapa pekan mendatang.
Status bencana nasional telah dideklarasikan di Negara Bagian Kogi, tempat bertemunya dua sungai besar. Status serupa ditetapkan di Negara Bagian Niger, Delta, dan Anambra.
NEMA dalam laporannya menyebutkan, saat ini yang paling diperlukan warga adalah tempat menginap, makanan, obat-obatan, dan barang-barang lain, seperti jaring antinyamuk.
Banyak warga yang tidak berdaya dengan datangnya banjir. ”Air mulai datang bulan ini dan kemudian menghampiri bagian belakang rumah-rumah warga. Banjir terus meninggi tanpa pernah surut sampai pekan lalu air mengelilingi rumah-rumah kami,” ujar seorang warga di Lokoja, beberapa hari lalu.
”Saya tidak pergi ke mana-mana. Mereka (petugas) membawa kami pergi jauh dan kami berada di tempat yang jauh tanpa makanan atau apa pun,” kata warga menambahkan.
Banjir umumnya terjadi setiap tahun dengan dampak besar karena infrastruktur yang buruk dan kurangnya perencanaan penanggulangan banjir. Meski sudah rutin, banjir tahun ini merupakan yang terburuk sejak 2012. Waktu itu, 363 orang tewas dan lebih dari 2,1 juta warga kehilangan tempat tinggal.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Nigeria Abubakar Kende mengatakan, banjir bukan hanya melumpuhkan wilayah perkotaan dan perdesaan, melainkan juga menghancurkan panen serta membunuh hewan-hewan ternak.
Bahaya kolera
Menurut Kende, kekhawatiran terbesar akibat banjir besar ini adalah kolera dan penyakit lain. Kurangnya sanitasi, layanan kesehatan, dan air bersih bisa menyebabkan konsekuensi fatal. Hampir 28.000 kasus terduga kolera terjadi sejak Januari.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu melaporkan, di dua negara bagian, yakni Borno dan Yobe, terjadi lebih dari 3.000 kasus kolera dalam dua pekan. Sebanyak 97 kasus di antaranya menyebabkan kematian. Di sekitar Danau Chad, yang melintasi wilayah negara Nigeria, Niger, Chad, dan Kamerun, tercatat lebih dari 500 orang meninggal sejak Januari.
Nigeria yang merupakan negara berpenduduk cukup besar, sekitar 186 juta jiwa, juga tengah dilanda konflik akibat kelompok ekstrem Boko Haram. (AFP/AP/RET)