Indonesia-Tanzania Tingkatkan Kerja Sama Pariwisata dan Teknologi Nuklir
Oleh
Pascal S Bin Saju
·2 menit baca
DAR ES SALAM, SABTU — Indonesia terus mengupayakan peningkatan hubungan ekonomi dengan Tanzania, termasuk melalui kerja sama pariwisata dan pemanfaatan teknologi nuklir.
Dubes RI untuk Tanzania merangkap Burundi, Rwanda, dan Komoro Prof Dr Ratlan Pardede, Sabtu (29/9/2018), mengatakan, inisiasi kerja sama itu mengemuka dalam kunjungannya ke Provinsi Arusha, Jumat (28/9/2018) waktu setempat.
Ketika memberikan sambutan di kantor Komisi Energi Nuklir Tanzania (TAEC), Pardede mengatakan, ”Indonesia dan Tanzania melalui kerja sama aktif yang dapat saling mendukung pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangunan ekonomi.”
Dalam kunjungan itu, Pardede juga melakukan pertemuan dengan Prof Lazaro SP Busagala, Direktur Jenderal TAEC.
Dalam pertemuan itu, Pardede juga mengunjungi fasilitas laboratorium yang dimiliki institusi tenaga nuklir Tanzania.
”Kerja sama dengan Indonesia di bidang pemanfaatan teknologi nuklir antarlembaga kedua negara akan menjadi salah satu prioritas TAEC,” ujar Busagala, seperti yang disampaikan Dubes RI.
Prof Busagala mengakui, Tanzania dapat belajar dari Indonesia dalam mengembangkan kapasitas pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangunan ekonomi.
Di tempat terpiah, Pardede juga melakukan pertemuan dengan Tanzania Association of Tour Operators (TATO) untuk membahas kerja sama promosi destinasi pariwisata antara Indonesia dan Tanzania.
”Karakteristik destinasi wisata yang komplementer antara Indonesia dan Tanzania menjadi salah satu alasan kedua negara dapat bekerja sama di bidang pariwisata,” kata Pardede.
Pelaksana Tugas Fungsi Ekonomi KBRI Dar Es Salaam Raksa P Ibrahim menambahkan, Arusha merupakan salah satu kota destinasi pariwisata utama di Tanzania sekaligus gerbang menuju Taman Nasional Serengeti dan Gunung Kilimanjaro.
”Indonesia dengan ragam destinasi wisata dan manajemen promosi yang baik dapat menjadi salah satu contoh dalam mengembangkan pariwisata Tanzania,” ujar Sirili M Akko, Executive Secretary TATO, seperti disampaikan Raksa.
Selain melakukan pertemuan dengan TAEC dan TATO, Dubes RI juga melakukan pembicaraan dengan pejabat, pengusaha, dan komisi pertambangan Arusha.
Dari pertemuan dengan Kadin Arusha, terdapat potensi ekspor produk kelapa sawit dan pupuk organik di Arusha. Selain memiliki lahan pertanian yang subur, Arusha juga merupakan daerah penghasil mineral berharga, seperti emas dan tanzanite.
Potensi ekonomi yang dimiliki Arusha dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk mendorong peningkatan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Tanzania.
Beberapa peluang investasi di Arusha antara lain di sektor pertambangan emas, pertanian, pariwisata, dan pembangunan infrastruktur.
”Provinsi Arusha dengan tangan terbuka menyambut peluang kerja sama bidang ekonomi dengan Indonesia,” kata Hargeney Chitukuro, Pelaksana Tugas Sekretaris Pemerintah Provinsi Arusha.
Tanzania merupakan salah satu mitra Indonesia di kawasan Afrika Timur dan pasar nontradisional produk Indonesia yang belum terjamah secara optimal.