PORT DICKSON, SABTU - Anwar Ibrahim (71), sosok yang ditunggu-tunggu untuk menjadi perdana menteri Malaysia, Sabtu (29/9/2018), memulai kampanye untuk memperebutkan kursi anggota parlemen di Port Dickson, Negara Bagian Negeri Sembilan. Ia sangat berpeluang mengalahkan enam pesaingnya di pemilu sela, 13 Oktober.
Bendera aliansi Pakatan Harapan dikibar-kibarkan oleh ratusan pendukungnya saat Anwar menyerahkan dokumen pendaftaran di Balai Kota Port Dickson. Sebelum berbicara dengan media setempat, Anwar berjabat tangan dengan Mohamad Saiful Bukhari Azlan (33), salah seorang pesaingnya dan mantan pembantunya yang dulu menuduhnya melakukan sodomi hingga mengantarkan dirinya ke penjara tahun 2015.
Lupakan kasus lama
Anwar menyatakan tidak akan mengangkat isu sodomi yang pernah dituduhkan kepadanya berdasarkan laporan Saiful. Hal yang sama juga diutarakan Saiful. Ia menyatakan ingin melupakan kasus lamanya dengan Anwar.
Saiful sempat disoraki para pendukung Anwar saat mendaftarkan pencalonannya. ”Apakah Anda tidak malu?” teriak pendukung Anwar.
Kembalinya Anwar ke dunia politik terjadi kurang dari lima bulan setelah dirinya mendapat pengampunan dari Kepala Negara Malaysia pada 16 Mei 2018. Adapun pemilu sela dilakukan untuk mengisi kekosongan anggota parlemen yang ditinggalkan salah seorang anggotanya pada 12 September.
Peluang Anwar cukup besar merebut suara terbanyak dari 75.770 pemilih. ”Pemilu ini akan menjadi kemenangan buat Anwar. Pemilih di Port Dickson ingin wakil berbobot,” kata James Chin, kepala Institut Asia di Universitas Tasmania, Australia.
Banyak dugaan pemilu yang akan diselenggarakan pada 13 Oktober merupakan jalan bagi mantan orang nomor dua Malaysia ini untuk menggantikan PM Mahathir Mohamad.
Mahatahir pernah mengatakan akan menyerahkan kepemimpinan dalam waktu dua tahun setelah dirinya menduduki posisi PM pada Mei.
Manis dan pahit
Hubungan Mahathir dan Anwar diwarnai manis dan pahit. Sempat diprediksi kuat akan menjadi pengganti Mahathir, Anwar yang pernah menjabat wakil PM malah tersandung berbagai kasus hukum, dari kasus korupsi sampai sodomi.
Hubungannya dengan Mahathir kembali erat setelah mereka berkoalisi menjatuhkan Najib Razak.
Kubu Barisan Nasional, koalisi mantan PM Najib Razak yang ditumbangkan oleh oposisi pada Mei lalu setelah empat dekade memimpin Malaysia, memboikot pemilu sela. Mereka menilai pemilu sela tidak demokratis karena digelar hanya untuk memberikan jalan bagi Anwar kembali ke parlemen.