NEW YORK, SABTU - Korea Utara meminta Amerika Serikat lebih serius menunjukkan itikad baik dan tidak meneruskan sanksi.
Tanpa hal itu, Korea Utara tidak akan sudi melucuti persenjataan nuklirnya.
Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho mengatakan, negaranya sudah menunjukkan itikad baik dengan menghancurkan salah satu tempat uji rudal dan nuklir. Korut juga mengupayakan berbagai hal untuk membangun kepercayaan. ”Namun, kami tidak melihat hal serupa dari AS,” ujarnya dalam pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sabtu (29/9/2018), di New York.
Ia menuding Washington sengaja menciptakan kebuntuan dalam dialog denuklirisasi Semenanjung Korea. ”Kebuntuan disebabkan AS yang ingin menggunakan tindakan keras, yang bisa mematikan upaya membangun sikap saling percaya.
Tanpa kepercayaan dari AS, tidak ada keyakinan pada keamanan nasional kami. Dalam keadaan itu, tidak mungkin kami melucuti negara sendiri,” tutur Ri.
AS dinyatakan memaksakan sanksi lebih keras atas nama kebijakan denuklirisasi. ”Anggapan sanksi keras dapat membuat kami menyerah adalah mimpi siang bolong oleh orang yang tidak peduli kepada kami,” ujarnya.
Ri mengkritik keputusan Dewan Keamanan PBB yang pada 2017 menjatuhkan sanksi kepada Korut. Sanksi itu dibuat untuk menekan kemampuan Korut mendapat dana bagi pembiayaan pengembangan nuklir dan peluru kendali. Sanksi dipelopori AS.
Kritik itu disampaikan setelah Ri bertemu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Kepada Ri, Pompeo berjanji akan menyambangi Pyongyang pada Oktober 2018 untuk membahas perlucutan nuklir Korut. Selain janji itu, Pompeo juga tengah mengusahakan pertemuan ulang pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump. Kedua pemimpin sebelumnya bertemu Juni lalu di Singapura.
Secara terpisah, Trump menyatakan hubungannya dengan Kim Jong Un semakin hangat. ”Dia menulis surat-surat indah kepada saya dan semuanya surat yang baik. Kami ’jatuh cinta’,” ujarnya.
Ia menyinggung anggapan sudah memberikan terlalu banyak kepada Korut gara-gara pendapat positifnya soal Kim. ”Saya belum memberikan apa pun,” kata Trump.
Ia juga menyebut keinginan Kim atas pertemuan lanjutan. ”Kami pernah berperang dengan Korut. Ada jutaan orang tewas. Sekarang, kami mempunyai hubungan baik,” ujarnya di Virginia, AS. (AP/AFP/RAZ)