SEOUL, SENIN Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Senin (1/10/2018), menyatakan, tentara negara itu dan Korea Utara mulai membersihkan ranjau darat di sepanjang perbatasan mereka. Pembersihan ranjau dilakukan untuk mengurangi ketegangan, serta membangun kepercayaan di Semenanjung Korea.
Detail pembersihan ranjau di perbatasan telah disepakati dalam pertemuan pemimpin kedua negara, bulan lalu, di Pyongyang. Saat itu, Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae-in bertemu untuk ketiga kalinya di tengah kebuntuan proses negosiasi denuklirisasi antara Pyongyang dan Washington.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan, kedua negara sepakat membersihkan semua ranjau darat di Area Keamanan Bersama (JSA) di Panmunjom dalam 20 hari ke depan. Namun, belum ada konfirmasi dari Korut bahwa pasukannya telah memulai proses pembersihan ranjau darat.
Kesepakatan yang dibuat kedua pemimpin meliputi pembongkaran pos penjaga dan pembersihan senjata di JSA, menyusul upaya pembersihan ranjau darat. Pasukan Korsel dan Korut yang berjaga di JSA akan bertugas tanpa senjata.
JSA adalah satu-satunya tempat di ”zona demiliterisasi” sepanjang 250 kilometer, dengan pasukan kedua negara berhadapan muka.
Pasukan Korsel secara bertahap telah menarik sebagian besar operasi di sepanjang perbatasan mereka, tetapi pasukan internasional di bawah Komando PBB yang dipimpin Amerika Serikat tetap berjaga di JSA. Seorang komandan pasukan AS dan seorang wakil dari Korsel bertugas memimpin batalion keamanan.
Beri dukungan
Juru Bicara Komando PBB Kolonel Chad Carroll menolak mengonfirmasi apakah UNC juga akan menarik senjata dari JSA. Namun, ia mengatakan bahwa pasukan AS akan memberikan dukungan bagi operasi pembersihan ranjau darat.
Menurut UNC, sejak pertempuran Perang Korea 1950-1953 berakhir, sedikitnya sembilan tentara UNC tewas dalam insiden dengan pasukan Korut. Jumlah ini termasuk pembunuhan pada 1976 terhadap dua tentara AS oleh tentara Korut dengan menggunakan kapak.
Pada November 2017, pasukan Korut di JSA menembak salah satu tentara mereka yang membelot ke Korsel. Pada April 2018, Kim dan Moon bertemu di JSA, disusul pertemuan Mei 2018.
Pada April, kedua pemimpin mengumumkan niat mengubah JSA atau area demiliterisasi di Desa Panmunjom menjadi ”zona damai”. Masing-masing negara telah membongkar pengeras suara propaganda dan beberapa pos penjaga di sepanjang perbatasan.
Pembongkaran pos-pos penjaga juga dimulai pada Senin lalu di Provinsi Gangwon, di wilayah Korsel timur. Hal ini memungkinkan tim untuk mencari jenazah tentara yang tewas dalam perang.
Lebih dari satu juta ranjau darat dipasang di daerah perbatasan, termasuk di zona demiliterisasi dan zona pengawasan sipil di Selatan. Banyak warga sipil dan tentara tewas atau terluka akibat ranjau darat. Pada 2015, dua tentara Korsel cacat yang, menurut Seoul, diakibatkan ranjau darat Korut. Namun, tuduhan ini dibantah Pyongyang.